NERACA

Jakarta - Direktur PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Heliantopo mengatakan pihaknya akan memantau perkembangan pembiayaan perumahan yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance yang bekerjasama dengan perusahaan milik negara tersebut.

Menurut Heliantopo, mengubah kegiatan bisnis dari sebelumnya menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor menjadi pembiayaan perumahan, memang memerlukan waktu bagi perusahaan pembiayaan itu sendiri. "Saat ini sudah berjalan terus, akhir tahun ini akan kita lihat progressnya seperti apa," ujar Heliantopo di Jakarta, Jumat (14/7).

Sebelumnya, SMF telah melaksanakan 'pilot project' pengembangan program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) SMF dengan menggandeng beberapa perusahaan pembiayaan. Saat ini, ada tiga perusahaan pembiayaan yang sudah bekerjasama dengan SMF yaitu MNC Finance, Ciptadana Multifinance, dan Finansia Multifinance (Kredit Plus).

KPR SMF merupakan produk yang ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat menengah bawah terhadap kredit kepemilikan rumah yang disalurkan melalui perusahaan pembiayaan bekerjasama dengan SMF. KPR SMF sendiri menawarkan suku bunga tetap untuk jangka waktu tertentu sehingga nilai kewajiban angsuran debitur lebih stabil.

Heliantopo menuturkan, perlu peningkatan kapasitas sumber daya manusia dari perusahaan pembiayaan dalam menyalurkan KPR SMF, mengingat mekanisme dan prosedur untuk KPR tentu memiliki karakteristik tersendiri.

"Produknya sudah di-create, pelatihan sudah mulai, sekarang prosesnya multifinance mengembangkan SOP dan mulai 'icip-icip' menyalurkan satu-satu sambil melihat pasar. Kita SMF evaluasi secara periodik perkembangannya dan tantangannya apa, kita cari solusi supaya bisa mulai bergulir. Tidak bisa baru mulai langsung triliunan," kata Heliantopo.

Selain menggandeng perusahaan pembiayaan, SMF juga telah bekerjasama dengan satu bank umum, enam bank syariah, dan 11 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Sepanjang semester I-2017, SMF telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp4,25 triliun sepanjang semester I-2017 atau telah mencapai 74,56 persen dari target 2017 Rp5,7 triliun.