Pendapatan Usaha Turun 33% - Kertas Basuki Racmat Tunda Bagikan Dividen

NERACA

Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), PT Kertas Basuki Racmat Tbk (KBRI) memutuskan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Independen PT Kertas Basuki Rachmat Tbk, Henry Priyantoro di Jakarta, Rabu (5/7).

Dalam hal kebijakan dividen, Perseroan akan membayar dividen, dalam bentuk tunai atau saham, atas laba bersih setelah pajak apabila Perseroan telah memperoleh laba bersih dan akumulasi laba ditahan jumlahnya positif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seperti yang diketahui, sepanjang 2016 emiten berkode KBRI ini belum memperoleh untung.

Tercatat selama tahun 2016, pendapatan usaha emiten berkode saham KBRI ini mencapai Rp 161,367 miliar atau turun sebesar 33% dibandingkan tahun 2015 yang meraih Rp 241,207 miliar. Beban pokok penjualan juga mengalami penurunan sebesar 12% menjadi Rp 194,9 miliar di tahun 2016 dari sebesar Rp 222 miliar di tahun 2015.

Sementara, laba kotor mengalami penurunan dari sebesar Rp 19,171 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 33,5 miliar di tahun 2016 atau turun 75%. Imbasnya, rugi bersih komprehensif per 31 Desember 2016 menjadi Rp102 miliar atau naik 34% bila dibandingkan dengan rugi bersih komprehensif tahun 2015 yang tercatat Rp 155 miliar.

Asal tahu saja, perseroan tengah tengah berusaha mencari modal kerja tambahan untuk meningkatkan produksi kertas. Dana segar baru yang dibutuhkan tersebut antara US$ 10 juta sampai US$ 20 juta. Kata Henry Priyantoro, modal kerja itu nantinya untuk meningkatkan produksi. “Dengan modal kerja tambahan, kami bisa menaikkan jumlah produksi, sehingga pabrik bisa berjalan lebih optimal,”ujarnya.

Dengan meningkatkan produksi, KBRI bisa meningkatkan efisiensi skala produksi. Keinginan KBRI menambah modal tersebut terkait pula dengan rencana manajemen KBRI  memperbesar penjualan kertas untuk pasar baru di luar pasar Asean. Henry bilang, KBRI saat ini membidik pasar kertas di Timur Tengah.

Saat ini, kontribusi ekspor kertas KBRI saat ini telah mencapai 30%-40% terhadap pendapatan. Adapun pasar ekspor terbesar KBRI adalah Vietnam dan Thailand. Dalam hitungan Henry, jika ada penambahan modal, pihaknya bisa meningkatkan produksi dan memaksimalkan utilisasi pabrik yang baru 50%-60%. Produksi kertas KBRI saat ini baru 5.000 ton per bulan.

Di awal tahun 2016, penjualan KBRI turun 58,93% dari Rp 35,43 miliar menjadi Rp 14,55 miliar. Penurunan performa tersebut bukan karena permintaan yang menurun, tetapi karena ada masalah pada salah satu part jaringan kelistrikan. Menurut Henry menjelaskan, hambatan yang terjadi pada tiga bulan pertama tentu saja mengganggu target pencapaian tahun 2016. Di priode pertama 2016, kontribusi penjualan Kertas Basuki hanya berasal dari penjualan kertas. Berbeda dengan periode yang sama tahun sebelumnya, Kertas Basuki masih mencatat penjualan maklon sebesar Rp 429,16 juta.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…