Danai Refinancing - Gajah Tunggal Utamakan Pinjaman Sindikasi

NERACA

Jakarta – Danai pembayaran utang jatuh tempo, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menyiapkan beberapa opsi untuk refinancing senior notesnya sebesar US$ 500 juta yang bakal jatuh bulan Februari 2018.  Beberapa opsi yang dikaji adalah pinjaman sindikasi,  pinjaman bilateral bank serta penerbitan obligasi.

Kata Direktur Gajah Tunggal, Catharina Widjaja, perseroan mempersiapkan refinancing dengan menerbitkan obligasi dan rencana ini sudah mendapatkan restu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Asal tahu saja, rencana penerbitan obligasi merupakan antisipasi emiten produsen ban jika pinjaman sindikasi dan bilateral tak mencukupi. “Jika tak mencukupi, kami dapat langsung mengeksekusi opsi penerbitan obligasi,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut Catharina, GJTL berupaya maksimal untuk bisa mendapatkan besaran bunga yang lebih rendah dibandingkan pinjaman sebelumnya. Asal tahu saja, senior notes GJTL US$ 500 juta dengan suku bunga 7,75% per tahun. “Kami berharap peluang pinjaman sindikasi berbunga murah terbuka lebar, apalagi kondisi Indonesia juga cukup meyakinkan untuk investasi,”jelasnya.

Saat ini proses realisasi pinjaman sindikasi telah memasuki tahap pembicaraan kepada para calon kreditur yakni perbankan lokal  serta bank asing.  Jika semua lancer, rencana pengumuman kesepakatan pinjaman sindikasi pada kuartal ketiga tahun ini. “Dari pembicaraan yang ada, semoga bisa mencukupi,” ujar dia.

Hasil RUPS juga memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 17,4 miliar atas kinerja perusahaan tahun lalu. Disebutkan, pembagian dividen tersebut setara dengan 2,7% dari total laba bersih yang didapat perusahaan tersebut tahun lalu. “Nilai dividen kecil dari total laba bersih karena kami tengah menyelesaikan proyek ekspansi,”kata Catharina.

Ekspansi yang dimaksud adalah produksi ban radial untuk bus dan truck dengan target kapasitas 3.500 ban per hari dari 2.200 per hari di tahun lalu.  Atas tambahan produksi itu, GJTL mengalokasikan belanja modal senilai US$100 juta. Menurut Catharina, pembagian dividen tunai tersebut merupakan hal positif buat perusahaan di tahun 2016. Pasalnya, “Pada tahun 2015, kinerja kami merugi sehingga tak bagi dividen,” tambahnya.

Emiten berkode saham GJTL  di Bursa Efek Indonesia menorehkan kinetrja penjualan sebesar Rp13,63 triliun. Kinerja itu naik 5,1% dibandingkan perolehan penjualan di tahun 2015 yang sebesar Rp12,97 triliun. Dengan torehan penjualan  sebesar itu, raihan laba  GJTL sebesar Rp 626,6 miliar pada tahun lalu. Kinerja itu  melesat dari posisi rugi bersih Rp 313,3 miliar pada 2015. 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…