Kendaraan Pedesaan Bakal Diluncurkan Agustus

NERACA

Jakarta - Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI), I Made Dana Tangkas, mengatakan pihaknya beserta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana meluncurkan kendaraan pedesaan pada Agustus tahun ini.

"Tahap awal kemitraan dengan Industri Kecil dan Menengah dimulai dengan open sourcing. Seperti jenis-jenis komponen yang akan digunakan untuk pengembangan kendaraan pedesaan semua kita tawarkan ke IKM lokal," jelas Made saat berbuka puasa dengan wartawan di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Lebih lanjut Made mengungkapkan nanti tanggal 27 April akan kami undang lagi (IKM) untuk memastikan mampu membuat apa. Kemudian akan diseleksi siapa bisa bikin apa. Produk IKM juga harus dengan kualitas yang bagus, harga memadai, dan proporsional.

"Nantinya seluruh IKM otomotif dari Klaten, Tegal, Pati, dan kabupaten atau kota lainnya dilibatkan untuk pengembangan mobil pedesaan. Sehingga akan dibagi IKM yang mengerjakan mur baut, gear, kampas, dan lainnya. Prototipe kendaraan pedesaan mulai dikerjakan Mei," tukasnya

Made sangat berharap, peluncuran mobil pedesaan menjadi motivasi untuk menghidupkan industri otomotif di tanah air. Pasalnya sesuai arahan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, pihaknya bersama sejumlah perguruan tinggi dan asosiasi terkait bertugas mengembangkan kendaraan pedesaan, pendidikan vokasi, dan IKM. Kolaborasi itu untuk memperkuat rantai pasok industri otomotif di Indonesia. “Nanti setelah purwarupa mobil pedesaan diluncurkan Agustus. Maka kita kembangkan lagi secara konsorsium. Lalu  akan kita buat sekitar 30 unit dulu,” ungkapnya.

Terkait pembuatan mobil pedesaan secara massal, Made belum bisa menjawabnya secara rinci. “Kita lihat September atau Oktober. Harapannya keberadaan kendaraan ini, bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan,” ujar Made.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini pengembangan kendaraan dalam negeri masih difokuskan untuk ‎berada di perkotaan, seperti Mobil Esemka atau mobil listrik. Namun, belum ada inisiatif pemerintah untuk mengembangkan mobil khusus di perdesaan.

Airlangga menyebut, kendaraan khusus perdesaan ini akan didesain mengikuti kebutuhan masyarakat yang tinggal di desa. Kendaraan ini akan berbentuk seperti mobil pick-up, yang bisa diganti-ganti dalam membawa hasil produksi pertanian, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, ketika kendaraan ini berada di perdesaan yang dikelilingi areal pesawahan, maka kendaraan tersebut bisa mengangkut alat penggilingan padi.

Sejauh ini Kementerian Perindustri bekerja sama dengan sejumlah pihak masih mempersiapkan desain prototype kendaraan perdesaan. Desain ini direncanakan rampung pada 2017. Dengan adanya desain tersebut maka contoh kendaran bisa diproduksi untuk mencari tahu kecocokannya dengan kawasan perdesaan.

Menurut Airlangga, desain kendaraan ini diharap bisa menjadi moda transportasi yang terjangkau oleh masyarakat perdesaan. Harapannya ketika diproduksi, harga kendaraan ini bisa berada di bawah Rp 100 juta. Dalam memproduksi kendaraan ini, Kemenperin pun akan mendorong agar dilakukan oleh industri dalam negeri. Sehingga mulai dari desain hingga produksi bisa menggunakan sumber daya manusia (SDM) lokal.

Adanya kendaraan ini pun disebut tidak akan mengganggu pangsa pasar produk kendaraan lain yang sudah banyak diperjualbelikan. "Selama ini pangsa pasar di pedesaan belum banyak digarap oleh produsen kendaraan," ujarnya.

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, pada kesempatan sebelumnya, meminta industri otomotif di Tanah Air semakin agresif memperluas pasar ekspor untuk membuat sebuah keseimbangan dengan kebutuhan pasar domestik. Oleh karena itu, diperlukan pula peningkatan aktivitas penelitian dan pengembangan produk dalam upaya menguatkan inovasi dan daya saing sekaligus memenuhi selera konsumen global.

“Langkah tersebut diharapkan mampu menambah kontribusi signifikan dari industri otomotif terhadap perekonomian nasional. Kami menargetkan nilai ekspor mobil tahun ini tumbuh sekitar 10 persen,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Tahun 2016, subsektor industri alat angkutan (termasuk di dalamnya industri otomotif) memberikan sumbangan terhadap PDB sektor industri non migas yang mencapai 10,47 persen atau terbesar ketiga setelah subsektor industri makanan dan minuman (32,84 persen) serta subsektor industri barang logam, komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik (10,71 persen).

 

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…