Perikanan Budidaya - KKP Ajak Santri dan Masyarakat Perbatasan Budidaya lele

NERACA

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) tengah gencar melakukan program budidaya lele untuk santri dan masyarakat perbatasan. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan produksi dan yang terpenting adalah peningkatan konsumsi ikan para santri dan masyarakat perbatasan.

Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP  mengatakan saat ini konsumsi ikan santri dan masyarakat perbatasan masih sangat rendah hanya sekitar 9 kg per kapita per tahun. Dengan program ini diharapkan bisa ada peningkatan konsumsi nya menjadi 15 kg per kapita per tahun. “Santri dan masyarakat perbatasan konsumsi ikannya masih sangat rendah dengan adanya program ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi da perbaikan gizi untuk mereka,” kata Slamet kepada Wartawan, sesaat setelah memberikan pemaparan dalam Rapat Koordinasi Bantuan Pemerintah Budidaya Lele Sistem Bioflok di Jakarta, Kamis (15/6).

Kenapa komoditas lele yang dipilih tambah Slamet, karena ikan lele umum dan mudah dibudidaya. Di tambah dengan teknologi bioflok yang sudah dikuasai memberikan kemudahan para santri dan masyarakat perbatasan untuk produksi lele. “Lele lebih mudah, dengan bioflok bisa efisiensi pakan dan produksi lebih bagus,” tambahnya.

Selain untuk peningkatan produksi dan gizi adanya program lele masuk pondok dan daerah perbatasan juga bisa membangun ekonomi para santri masyarakat perbatasan. Dan di daerah perbatasan juga bisa menjadi ketahanan pangan, terutama di daerah-daerah seperti Papua yang pegunungan. “Dengan program ini santri bisa lebih mandiri, ekonomi daerah perbatasan lebih terangkat dan kebutuhan akan pangan yang bergizi terpenuhi,” ujarnya.

Untuk program  lele masuk pondok sendiri, rencananya masuk untuk 73 pondok pesantren yang tersebar di 15 Provinsi. Program ini ditargetkan akan menyasar pemberdayaan terhadap setidaknya 78.500 orang santri/siswa.

Sedangkan untuk hitungan ekonomi dengan budidaya sistem bioflok ini produktivitas bisa ditingkatkan sampai 3 kali lipat dibanding sistem konvensional. Slamet menggambarkan dengan asumsi per paket bantuan sebanyak 12 kolam bulat (diameter 3 m), maka dapat hasil produksi yang dihasilkan setidaknya sebanyak 12,15 ton per tahun dengan nilai pendapatan mencapai 182 juta. Dengan kata lain pembudidaya akan mendapatkan nilai tambah keuntungan rata-rata sebesar Rp.3.900,- per kg. “Saya rasa sebagai tahap awal nilai ini cukup besar, dan sangat potensial untuk menggerakkan ekonomi pesantren, dengan demikian pesantren akan lebih mandiri dan lebih maju dari sisi kualitas”, ungkapnya.

Nantinya dukungan ini akan dialokasikan melalui wadah koperasi yang ada di pesantren. Koperasi inilah yang nantinya juga berperan  dalam mengelola kegiatan usaha sekaligus sebagai penyangga akses pasarnya. Oleh karenanya, Slamet berpesan agar koperasi ini dapat berperan secara aktif guna menjadi mitra usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan para santri/siswa.  “Sisa dari hasil penjualan terhadap produksi ikan lele, agar digunakan untuk mengembangkan usaha budidaya ikan. Penting melakukan re-investasi untuk kesinambungan usaha,” paparnya.

Di tempat yang sama, Nahnudin perwakilan dari Ponpes Mihbahul Huda Tegal menuturkan apresiasi atas realisasi program “Lele Bioflok Masuk Pesantren” ini. Dirinya menyambut baik upaya Pemerintah yang mulai konsen melirik pesantren sebagai objek pemberdayaan.

“Dengan adanya pengenalan usaha lele bioflok ini, nanti selain untuk kepentingan usaha, juga sebagai ladang pembelajaran untuk mencetak wirausahawan di kalangan para santri yang selama ini hanya mendapatkan pembelajaran mengaji saja. Selama ini kami hanya fokus belajar ngaji, mulai saat ini kemampuan santri akan lebih,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Samsul Arifin dari Ponpes Al Amiriah, bahwa program ini diharapkan akan mendorong kemandirian pesantren melalui pengenalan usaha agribisnis budidaya lele, terlebih jumlah santri yang cukup banyak yang mencapai 300 orang santri inap dan 1.200 santri sekolah.  “Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan dukungan dan perhatian bagi perkembangan pesantren yang ada di Indonesia,” katanya.

Seperti diketahui, dalam menjamin keberhasilan program ini, pihak KKP juga akan menggandeng berbagai pihak untuk melakukan pengawalan dan pendampingan baik teknis maupun manajemen usahanya. Pihak-pihak tersebut antara lain Unit Pelaksana Teknis (UPT), konsultan bisnis, perguruan tinggi, para pakar dan penyuluh.

Di samping pondok pesantren, program ini juga dialokasikan untuk mendukung usaha masyarakat di kawasan perbatasan antara lain Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Belu, Kabupaten Sarmi dan Wamena. Kawasan perbatasan menjadi bagian fokus KKP dalam upaya menopang kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, apalagi masyarakat di sana cenderung sulit mendapatkan akses pangan yang bergizi seperti ikan.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…