Butuh Figur Pemimpin

 

Oleh: Ambara Purusottama

School of Business and Economics

Universitas Prasetiya Mulya

 

Situasi perpolitikan yang belakangan tidak kondusif merupakan sinyal tidak sehatnya persaingan politik di tanah air. Isu diskriminatif kembali dihembuskan guna mencapai kepentingan kelompok. Padahal Indonesia sejak awal didirikan dari banyak ragam dan karena itulah bangsa ini memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Para pemimpin saat ini justru terjebak pada posisi saling menyalahkan dan justru melupakan pekerjaan utamanya untuk memajukan bangsa dan menyejahterakan rakyatnya.

Minimnya figur pemimpin di Indonesia menjadi satu dari sekian banyak alasan konflik semakin meruncing. Ketegangan antar partai, partai berkuasa dan oposisi, dapat dilihat dengan mata telanjang. Perilaku pimpinan partai tidak mencerminkan sikap selayaknya sebagai partai oposisi yang secara terang-terangan ikut dalam aksi demontrasi mengecam pemerintah yang berulang kali terjadi. Kritikan terhadap pemerintah cenderung menungkap ketidaksukaan secara personal bukan lantas karena sikap pemerintah yang dinilai tidak sejalan dengan cita-cita bangsa.

Paham demonstrasi yang masih prematur membutuhkan figur pemimpin yang kental. Ketiadaan figur pemimpin membuat bangsa ini terjebak ditengah persimpangan. Para elit justru lebih mementingkan kapan berkuasa. Pimpinan negeri ini memang berulang kali turun tangan menengahi ketidakstabilan yang terjadi ditengah masyarakat. Beliau terjun langsung ke elit-elit masyarakat meminta ikut mendinginkan situasi. Akan tetapi pendekatan tersebut terbukti tidak efektif karena hingga saat ini gelombang tekanan masih saja berjalan.

Agaknya kita mesti malu dengan negara lain dalam menjalankan sebuah negara. Beberapa negara tetangga melaju dengan cepatnya meskipun dinamika politik kerap terjadi. Singapura menjadi satu dari sekian banyak yang mampu melakukan terobosan dalam pengelolaan sebuah negara. Dengan paham yang sama, mereka mampu tumbuh menjadi salah satu negara maju di kawasan Asia dan bahkan diakui ditingkat dunia. Institusi negara tersebut mampu berjalan efektif dan tumbuh dewasa dalam waktu yang relatif singkat.

Berkaca dari beberapa negara yang maju dengan paham demokrasi, agaknya memang membutuhkan figur yang sangat sentral. Sosok Lee Kuan Yew dapat dikatakan sosok figur inspiratif yang mampu membawa Singapura dari sebuah negara antah berantah menjadi salah satu negara dengan perekonomian digarda terdepan. Sosoknya dikenal mampu merangkul semua kalangan dari masyarakat hingga lawan politik. Bahkan lawan politiknya mengakui keberadaan dan pemikirannya. Hal inilah yang sepatutnya yang menjadi figur seorang pemimpin.

Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa merangkul pemangku kepentingan bangsa ini. Figur yang mampu meyakinkan arah bangsa ini menjadi lebih baik. Sejarah bangsa ini memang bisa dikatakan kurang bersahabat. Hingga saat ini kita belum memiliki pemimpin dengan karakteristik seperti Lee Kuan Yew. Hampir seluruhnya terjebak dalam pusaran kekuasaan hingga lupa akan arah bangsa ini. Prematurnya demokrasi bangsa ini harus segera ditutupi oleh figur sentral yang mampu merangkut semua kalangan demi percepatan kemajuan bangsa.

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…