Pantau Pasar Modal - Presiden Tagih Janji Target IPO BEI

NERACA

Jakarta – Pencapaian industri pasar modal yang mencetak satu juta investor, rupanya menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk terus memantau perkembangan pasar modal. Namun sayangnya pertumbuhan investor tersebut dirasakan masih kecil ketimbang jumlah populasi penduduk Indonesia yang sangat besar ketiga di dunia.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengakui, pihaknya dipanggil Presiden Jokowi ke istana negara untuk mengetahui dan mendengar perkembangan terkini pasar modal Indonesia. Dirinya menceritakan, dalam pertemuan denga Jokowi, presiden hanya ingin tahu bagaimana kondisi pasar modal setelah lembaga rating dunia S&P menaikan rating Indonesia menjadi layak investasi.”Pak Jokowi tanya pasar modal ya saya jawab. Rating naik trus bagaimana," tuturnya di Jakarta, kemarin.

Meski pertemuan tersebut hanya ajang pelaporan, namun secara tersirat Jokowi meminta Tito bekerja lebih keras untuk menambah lebih banyak jumlah emiten di pasar modal. Sebab semakin banyak produk maka semakin besar industri pasar modal.”Pada dasarnya disuruh kerja lebih keras supaya buat produk lebih banyak. Supaya dana asing bisa lebih banyak masuk," imbuhnya.

Tito mengatakan, memang jumlah emiten menentukan sejumlah indeks seperti MSCI memperbanyak bobot saham-saham Indonesia di dalamnya. MSCI sendiri merupakan indeks global yang menjadi acuan seluruh investor saham menempatkan portofolionya di seluruh dunia.”Kan kalau produk banyak bobot MSCI (Indonesia) bisa naik. Bobot MSCI hanya bisa naik kalau produk lebih banyak dan pasar lebih besar," tuturnya.

Tito mengatakan, indek MSCI memang sangat penting bagi Indonesia. Apa lagi ada sekitar US$ 11 ribu triliun dana investasi yang mengikuti indeks MSCI.  Sebelumnya Petahana Dewan Komisioner OJK bidang Pasar Modal, Nurhaida pernah bilang, dirinya menargetkan penambahan sebanyak 180 emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).”Dalam rangka pendalaman pasar perlu adanya tambahan 180 emiten baru hingga 2022," papar Nurhaida.

Dirinya mengakui, pertumbuhan jumlah emiten dalam lima tahun terakhir hanya sebanyak 20 emiten baru per tahunnya dan diharapkan dalam lima tahun mendatang akan mencapai 36 emiten per tahun. Nurhaida mengemukakan bahwa salah satu upaya agar target penambahan jumlah emiten tercapai adalah lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada calon-calon emiten, serta mendorong BUMN dan anak usahanya.”Peminat BUMN dan anak usaha BUMN yang 'Go Public' sangat banyak dan biasanya mengeluarkan jumlah saham dengan nilai yang besar,”ungkapnya.

Selain itu masih dalam meningkatkan jumlah emiten, kata Nurhaida, pihaknya akan mempercepat proses penawaran umum perdana saham (IPO) agar dana aksi dari korporasi itu dapat segera digunakan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya atau pembangunan infrastruktur yang akhirnya dapat turut berkontribusi terhadap aktivitas ekonomi nasional.”Dengan proses yang cepat maka dana dapat langsung digunakan. Kalau emiten punya banyak modal maka mereka bisa menggerakkan sektor riil dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat, jadi tidak hanya infrastruktur. Dengan demikian, perekonomian desa bisa berkembang," katanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…