Industri Kecil dan Menengah - IKM Penting Dalam Penguatan Struktur Industri Nasional

NERACA

Jakarta – Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, IKM memegang peran penting dalam penguatan struktur industri dan utamanya untuk perekonomian nasional. Selain menyerap banyak tenaga kerja, IKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan di Indonesia sehingga mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat.

“Apalagi, Indonesia diberkahi oleh bonus geografis dan demografis, karena selain kaya akan hasil alam, mayoritas penduduk Indonesia berada di usia produktif,” tuturnya. Gati mencatat, jumlah angkatan kerja penduduk Indonesia saat ini sebanyak 131,55 juta jiwa. Namun tingkat partisipasi angkatan kerja masih didominasi oleh pria dengan jumlah 83,05 juta jiwa, dan wanita sejumlah 55,04 juta jiwa. “Meskipun demikian, peningkatan persentase pengusaha wanita dari tahun ke tahun lebih tinggi dari peningkatan pengusaha pria,” ujarnya disalin dari siaran resmi.

Sebelumnya, kata Gati, e-Smart IKM dapat pula mengoptimalkan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Selain dapat memperkuat dan menumbuhkan perekonomian nasional,  P3DN mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor.

“Melalui program P3DN ini, juga dapat membawa efek positif terhadap pengamanan pasar domestik, peningkatan nilai tambah di dalam negeri dan penguatan struktur industri,” tegasnya. Untuk mencapai keberhasilan program P3DN tersebut, diperlukan usaha bersama dari Pemerintah, BUMN/BUMD, dan masyarakat untuk bersama-sama berkomitmen mengedepankan produk dalam negeri.

Gati juga menyatakan, pihaknya telah menyelenggarakan workshop di beberapa wilayah di Indonesia untuk memperkuat kapasitas pelaku IKM, seperti pemberian materi mengenai product knowledge, foto produk, pricing, copy writing, dan promosi. “Selain itu para pelaku IKM juga diberikan sosialisasi kebijakan IKM terkait KUR, SNI Wajib, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), restrukturisasi, dan Program OVOP,” tuturnya.

Gati menambahkan, Ditjen IKM tengah giat melaksanakan program bimbingan teknis agar hasil produk IKM sesuai standar internasional sehingga mampu bersaing dengan produk impor. Misalnya, bimbingan cara produksi pangan yang baik sehingga siap untuk disertifikasi sistem mutu dan keamanan pangan dan memberikan fasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi Good Manufacturing Practice (GMP), Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), dan halal,” imbuhnya.

Tahun 2016, telah difasilitasi sertfikasi GMP untuk 16 IKM dan fasilitasi sertifikasi HACCP untuk 1 IKM. Sedangkan, tahun 2017 akan difasilitasi sertifikasi GMP sekitat 9 IKM dan fasilitasi sertifikasi halal sebanyak 80 IKM.

Menurut Gati, Kemenperin juga berupaya memperluas pasar produk dalam negeri melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pengadaan kursi sekolah yang terbuat dari rotan. “Langkah ini sudah disetujui oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” ujarnya.

Untuk menjamin ketersediaan bahan baku tersebut, Kemenperin menjajaki peluang kerjasama dengan PT. Sarinah dan PT. PPI dalam rangka memfasilitasi pembentukan pusat bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksi industri mebel dan kerajinan dalam negeri.

Selanjutnya, dalam memasarkan produknya, Kemenperin akan bekerjasama dengan seluruh outlet di mall dan menggandeng asosiasi yang bergerak di bidang pengembangan dan pemasaran, antara lain Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO) dan Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI).

Menurutnya, e-commerce saat ini sudah sangat menjamur di Indonesia sehingga menuntut para pelaku usaha dalam negeri perlu memanfaatkan peluang tersebut melalui keterlibatan di program e-Smart IKM untuk memperluas akses informasi dan memasarkan produknya. Dalam upaya pengembangan ekonomi digital ini, diharapkan juga akses pendanaan ikut meningkat.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, nilai transaksi e-commerce pada tahun 2015 mencapai Rp200 triliun dengan kontribusi produk lokal baru dikisaran lima persen. “Agar tidak mematikan IKM kita karena e-commerce, maka kami memfasilitasi mereka kerja sama dengan marketplace seperti bukalapak, blanja.com, blibli, lazada, dan tokopedia,” ujar Gati.

Tujuan kerja sama tersebut supaya produk IKM dalam negeri diberi kesempatan untuk masuk marketplace sehingga bisa mempermudah ekspor. Selain itu, meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya promosi dan pemasaran, serta mendapatkan program-program pembinaan dari pemerintah.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…