Tengok Kemitraan dari Usaha Bebek Jontor

Setelah maraknya peluang bisnis kuliner yang menempatkan diri sebagai spesialisasi sebuah menu, mulai dari olahan ikan, ayam, hingga sapi, ada salah satu merek yang hadir sebagai primadona baru spesialisasi bebek. Merek asal Sukabumi, Jawa Barat, ini pun sudah berdiri sejak 2010 dan diprakarsai oleh Dindin Solahudin.

Tentunya, Dindin telah meramu menu olahan Bebek Jontor dengan keunggulan dan perbedaan yang begitu kentara dibandingkan kompetitor yang sudah ada, baik dari topping maupun dari rasa ketika mengecap di lidah.

Dindin menerangkan perbedaan menu olahannya yang terletak pada topping sambalnya. “Kalau yang (sambal) super pedas itu Jontor, kemudian ada yang asam manis itu Judes, dan ada yang manis goreng kecap itu Geulis,” jelasnya.

Sementara itu, untuk menu bebek yang ditawarkan Bebek Jontor ada enam varian yang di antaranya nama menu mengikuti topping sambal yang dibalur. Menu bebek tersebut ialah Bebek Original, Bebek Jontor, Bebek Geulis, Bebek Judes, Bebek Bakar dan Bebek Kremes.

Untuk konsep kemitraan yang ditawarkan oleh Bebek Jontor, Dindin mengungkapkan jika ada dua jenis kemitraan yang ditawarkan. Dan untuk dua paket kemitraan pertama, konsep yang diambilnya ialah secara islami, yaitu ada sewa-menyewa dan mudharabah.

“Kalau sewa-menyewa berarti kami menyewakan brand, kami training semuanya, resepnya kami beri semuanya. Kalau mudharabah berarti kami ikut mengelola operasional dengan bagi hasil,” jelasnya.

Dan untuk konsep mudharabah, Dindin mengatakan jika dengan konsep kerjasama tersebut nantinya mitra tidak perlu repot-repot mengurusi outletnya. “Jadi, si investor tinggal duduk manis saja, kami yang mengelola. Nilai investasinya kurang lebih Rp 100 juta dengan konsep ruko atau mini resto,” katanya.

Dan dari kedua konsep kerjasama tersebut, Dindin pun memastikan bila mitranya tidak akan dipungut royalty fee maupun franchise fee.

Berkaca pada awal membuka usaha bebek ini, Menurut Dindin, pada awalnya hanya membuka warung nasi biasa, dengan menyuguhkan menu bebek sebagai menu utamanya, tapi beberapa waktu kemudia, ada konsumennya yang ketagihan dengan menu

bebeknya itu, dan konsumennya tersebut berkata, "Ini bebek memang bikin mulut jontor", maka pengusaha yang suka disebut Kang Dindin itu seolah mendapatkan ide cemerlang untuk menamai tempat usahanaya itu dengan nama "Bebek Jontor".  

Sementara itu, menurut Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting berpendapat, bisnis kuliner bebek masih cukup menjanjikan. Pasalnya, masyarakat Indonesia sudah semakin banyak yang menyukai olahan dari unggas yang satu ini. Selain itu, menu bebek bisa menjadi alternatif bagi masyarakat jika sedang bosan mengonsumsi ayam. "Itu sebabnya, semakin banyak pengusaha kuliner yang menjual bebek," kata dia.

Sementara, bagi mitra yang ingin membeli sebuah tawaran kemitraan usaha kuliner bebek, Erwin mengingatkan untuk lebih dulu memperhatikan apakah investasi yang ditawarkan sesuai dengan hasil yang didapatkan. 

BERITA TERKAIT

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…