NERACA

Jakarta – Masih mengandalkan penyaluran kredit di sektor kelapa sawit, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang juga anak usaha dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) optimis target penyaluran kredit tahun ini tumbuh sebesar Rp 2 triliun atau menjadi Rp 10 triliun dari outstanding tahun lalu sebesar Rp 8,18 triliun.

Direktur Utama BRI Agro, I Komang Sudiarsa mengatakan, tahun ini optimis target penyaluran kredit bisa tumbuh seiring dengan keyakinan masih positifnya industri komoditi, khususnya sektor sawit. “Kita optimis prospek pasar kelapa sawit masih positif, karena itu kita menggenjot target penyaluran kredit sektor sawit lebih besar lagi,”ujarnya di Jakarta, Selasa (30/5).

Maka untuk memenuhi target pertumbuhan penyaluran kredit, perseroan terus memperkuat modal dengan menerbitan obligasi I sebesar Rp 500 miliar yang akan dilaksanakan pada pertengahan Juni 2017. Obligasi yang diterbitkan perseroan ini memiliki 2 seri yaitu seri A dengan jangka waktu tiga tahun dan seri B dengan jangka waktu lima tahun dengan pembayaran kupon setiap tiga bulanan. Dalam penerbitan obligasi ini perseroan menargetkan penghimpunan dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp500 miliar.

Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan efek dari PT Pemeringkat Efek lndonesia (Pefindo) dengan rating idAA (double A). Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan bekerja sama dengan
PT Bahana Sekuritas dan PT Indo Premier Sekuritas yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi. Perseroan dan penjamin pelaksana emisi merencanakan masa penawaran awal (book building) dari 30 Mei sampai 9 Juni 2017. Masa penawaran umum 20 Juni sampai 3 Juli 2017 dan pencatatan di BEI pada 7 Juli 2017.

Saat ini, perseroan mengklaim kredit macet masih bisa dijaga dibawah 3% atau sekitar 2,8%. Total penyaluran kredit perseroan lebih banyak diserap 65% oleh sektor agrobisnis, seperti industri kelapa sawit dan sisanya di sektor perdagangan, konsumsi, konstruksi dan hotel. Tercatat sepanjang tahun lalu, entitas usaha PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk ini mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 27,96% menjadi Rp103,01 miliar, bandingkan dengan perolehan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya Rp80,49 miliar.

Kenaikan laba tersebut salah satunya didukung oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat menjadi Rp421,67 miliar, naik dibandingkan pendapatan bunga bersih Rp355,77 miliar periode tahun sebelumnya. Perseroan belum lama ini juga, perseroan menurunkan jumlah penerbitan saham baru dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu VII sebanyak 5,176 miliar saham atau menjadi 2,515 miliar saham dari sebelumnya 7,692 miliar saham.

Dijelaskan, pengurangan porsi saham ini mempertimbangkan PBV (price to book value), PER (price earning ratio), serta periode pelaksanaan waran seri II yang mulai dapat dilaksanakan untuk membeli saham perseroan, yakni mulai 9 Juni 2017 sampai dengan 11 Juni 2018 dengan harga pelaksaanan Rp130 per saham.