Investasikan Dana Rp 100 Miliar - Buyung Poetra Bangun Pabrik Baru di 2018

NERACA

Jakarta – Sempat tertunda cukup lama, PT Buyung Poetra Sembada (BPS) kembali menawarkan penawaran umum saham perdana di pasar modal atau initial public offering (IPO). Perseroan menaruh harapan besar dengan IPO ini bisa menghimpun dana segar untuk ekspansi bisnsi. Pasalnya di tahun depan, produsen beras merek Topi Koki itu menyiapkan investasi sekitar Rp 100 miliar untuk pembangunan pengolahan pabrik pada 2018.”Sumber dananya nanti dari kas internal," ujar Sukarto Bujung, Direktur Utama BPS di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, pabrik baru itu berkapasitas 20 ton per jam. Wilayah Jawa tengah dan Jawa Timur masuk dalam pertimbangan lokasi pabrik baru tersebut. BPS memutuskan baru akan kembali berekspansi tahun depan lantaran sepanjang 2016 lalu perusahaan sudah lebih dulu berinvestasi. Hal ini pula yang membuat BPS tidak menyiapkan banyak belanja modal atau capital expenditure (capex). Dana hasil initial public offering (IPO) BPS yang diperoleh juga akan sepenuhnya digunakan sebagai modal kerja.

Tahun lalu, BPS melakukan perluasan pabrik di Subang, Jawa Barat. Sehingga, kapasitas produksi pabrik itu saat ini sebesar 259.200 ton per tahun dengan kapasitas penyimpanan sebesar 20.000 ton beras. BPS juga sudah lebih dulu memiliki pabrik di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Kapasitas produksinya sebesar 43.200 ton per tahun dengan kapasitas penyimpanan 4.000 ton.

Dalam pelaksanaan IPO, perseroan mawarkan harga saham sebesar Rp 300-Rp 400 per saham. Rencananya, saham yang akan dilepas sebanyak 700 juta saham baru atau setara sekitar 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Artinya BPS bakal meraup dana segar antara Rp 210 miliar hingga Rp 280 miliar.

Catatan saja, rentang harga itu di bawah rentang harga sebelumnya yang pernah ditawarkan pada 2015. Saat itu, perusahaan menawarkan harga Rp 420-Rp 500 per saham. Andai IPO saat itu tidak tertunda karena alasan kondisi pasar, BPS saat itu berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 355 miliar. Manajemen mengungkapkan, diturunkannya rentang harga itu demi memberikan kesempatan bagi para investor untuk meraih gain di balik potensi upside harga. Sebab, rentang harga yang lama tergolong premium, sehingga potensi upside -nya terbatas.

Tapi, dari sisi penggunaan dana, tidak ada yang berubah yaitu untuk modal kerja. Modal kerja itu bertujuan untuk memaksimalkan investasi pabrik pengolahan beras yang sudah dikerjakan BPS sejak tahun lalu. Tahun lalu, BPS melakukan perluasan pabrik di Subang, Jawa Barat. Sehingga, kapasitas produksi pabrik itu saat ini sebesar 259.200 ton per tahun dengan kapasitas penyimpanan sebesar 20.000 ton beras.

BPS juga sudah lebih dulu memiliki pabrik di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Kapasitas produksinya sebesar 43.200 ton per tahun dengan kapasitas penyimpanan 4.000 ton.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…