PREDIKSI SEKTOR INDUSTRI & PERDAGANGAN 2012 - Menahan Banjir Impor di Tahun Naga Air

Oleh : Kamsari

Kiprah industri nasional sepanjang tahun 2011 patut diacungi jempol lantaran mampu mencetak angka pertumbuhan lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi itu juga terlihat dari angka lonjakan produksi, pasar nasional hingga ekspor Indonesia yang masih lumayan tinggi dibanding banyak negara raksasa lain. Meskipun, pasar ekspor dunia di Eropa dan Amerika Serikat masih belum pulih dari deraan krisis ekonomi.

Sepanjang tahun 2012, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global di negara maju masih perlu diwaspadai lantaran banyak negara anggota Uni Eropa belum mampu mengatasi masalah kerentanan ekonomi dan fiskal serta perbankan pada sejumlah negara-negara kawasan. Belum lagi ancaman resesi di Amerika Serikat dan tingginya risiko perbankan dunia yang menimbulkan instabilitas pada sistem keuangan dunia.

Tak heran kalau China mulai memperkuat nilai mata uangnya terhadap Dolar AS dan Euro agar tidak tergelincir parah akibat kekacauan fiskal dan sistem keuangan dunia.

Lesunya pasar negara maju juga berimbas ke negara emerging market yang sebenarnya sedang diincar Indonesia menjadi lahan baru perdagangan produk nasional. Pasar emerging market juga mulai merana akibat adanya penurunan kinerja sektor eksternal seiring penurunan permintaan negara maju.

Meski kondisi pasar global belum terlalu bersahabat, namun Indonesia punya senjata lain yang sangat andal, yaitu pasar domestik. Banyak pengusaha menilai pasar perdagangan dalam negeri masih akan bersahabat bagi produksi lokal. Sementara di pasar global, produk Indonesia masih tetap liat bertarung dengan produk negara lain.

Melihat fakta ini, tak heran kalau lantas Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memasang target kenaikan nilai ekspor Indonesia ke pasar mancanegara menjadi sebesar US$ 230 miliar di tahun 2012.

Tak cuma memasang target selangit, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga menyiapkan tiga jurus pamungkas agar targetnya bisa tercapai. Jurus tersebut terutama untuk menghadapi berbagai kendala yang mengganggu pertumbuhan perdagangan nasional, seperti misalnya menghadapi dampak krisis global.

Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, jurus pertama yang bakal ditempuh adalah penguatan pasar dalam negeri. Tampaknya pemerintah dan kalangan swasta mulai menyadari pentingnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dengan pangsa pasar mencapai 250 juta orang, pasar domestik Indonesia sangat menggiurkan untuk para produsen lokal. Lantas saja Pemerintah menargetkan 95% konsumsi rumah tangga nasional yang dipasok dari produksi dalam negeri. “Tahun 2012, konsumsi domestik diperkirakan akan meningkat 9,1%, menjadi Rp4,124 triliun,” ujar Mendag beberapa waktu lalu.

Target ini bukan tanpa perhitungan matang. Lihat saja faktanya, kontribusi sektor perdagangan meningkat dengan indikator pertumbuhan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) riil tahunan pedagang besar dan eceran minimum sebesar 7%.

Jurus lain yang bakal digenjot Kemendag adalah diversifikasi pasar ekspor. Mulai Februari 2012, Kemendag mulai fokus pada pasar baru tujuan ekspor seperti Amerika Selatan dan Afrika. Namun, pemerintah akan tetap melakukan pendalaman terhadap pasar-pasar tradisional. Pasalnya, masih banyak pasar tradisional ekspor Indonesia yang tidak terpengaruh oleh krisis yang terjadi di Eropa dan AS.

Gita mengakui, sejauh ini hubungan dagang Indonesia dengan pasar-pasar baru masih sangat sedikit. Namun, mengingat perekonomian negara tersebut cukup kuat, potensi untuk meningkatkan ekspor dinilai cukup besar. “Sektor ekspor akan didorong semua komoditas, mudah-mudahan bukan kelapa sawit dan batu bara. Kami harus cermat meningkatkan ekspor yang ada nilai tambahnya,” jelasnya.

Pengembangan Industri

Gita tak sendiri melangkah, setidaknya kiprahnya bakal mendapat dukungan dari Kementerian Perindustrian. Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, pada tahun anggaran 2012, Kementerian Perindustrian telah mendapatkan alokasi APBN sebesar Rp 2,5 Triliun yang akan digunakan untuk penguatan sektor industri agar mampu menghasilkan produk lebih berkualitas dengan harga lebih kompetitif.

Penguatan industri tersebut digelar dengan jurus yang disebut Pengembangan Industri Prioritas Nasional, yang terdiri dari Revitalisasi Industri Gula, Restrukturisasi Industri Tekstil, Produk Tekstil, dan Alas Kaki, Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, serta Penguatan 23 Balai Besar dan Baristand Industri.

Bukan hanya itu, Kemenperin juga bakal mendongkrak pengembangan Klaster industri hilir kelapa sawit di Sei Mangke (Sumut), Dumai (Riau), dan Maloy (Kaltim), Klaster industri karet di Sarolangun (Jambi), Muara Enim (Sumsel), dan Sei Bamban (Sumut), Klaster industri perkapalan di Lamongan (Jatim), Klaster industri mesin dan peralatan transportasi di Karawang (Jabar), Klaster industri besi baja di Batu Licin (Kalsel), serta Klaster industri petrokimia di Gresik (Jatim).

Menperin MS Hidayat juga mengungkap, bukan hanya kebijakan pemerintah saja yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan daya saing industri nasional, tapi juga elemen industri yang lain harus ikut berperan. Misalnya, papar Menperin, kalangan perbankan perlu segera menurunkan suku bunga kredit bank. “Termasuk bunga KUR menjadi di bawah 10%, serta persyaratan untuk mendapatkan KUR dipermudah,” tegasnya.

Upaya lain yang juga perlu dilakukan adalah evaluasi tarif listrik untuk bisnis dan industri, terutama kebijakan pengenaan tarif beban puncak dihapuskan.

MS Hidayat juga sepakat dengan Gita untuk memperkuat industri lokal dalam bertarung di pasar bebas, terutama untuk menguasai pasar domestik lebih dulu. Salah satu yang dilakukan Kemenperin adalah Pemberian fasilitas PPNDTP untuk pengadaan barang/jasa (barang modal) yang menggunakan produksi dalam negeri dengan TKDN minimal 40%, termasuk Pengadaan barang dan jasa produksi dalam negeri untuk pemerintah dan BUMN, diperbolehkan harganya lebih tinggi 25% dibandingkan produk impor.

“Kami juga mengupayakan keringanan pembiayaan dalam rangka restrukturisasi mesin peralatan pabrik yang menggunakan mesin peralatan dalam negeri, serta mempercepat proses pemberlakuan pelaksanaan safeguard dan anti-dumping, hingga penerapan 400 SNI dan pertimbangan teknis produk industri,” terang Menperin.

Jurus-jurus dahsyat yang dikembangkan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustri sepatutnya mendapat dukungan dari kalangan stakeholder sektor industri. Apalagi, menguasai pasar dalam negeri memang tidak mudah lantaran China, India dan negara-negara lain sangat “ngiler” bisa merebut pasar domestik Indonesia. Upaya ini mulai dilakukan para produsen asing dengan membanjiri pasar Indonesia dengan produk berharga murah, walaupun kualitasnya “abal-abal” atau sangat jelek. Bandingkan saja produk sanitary buatan China dan Indonesia, ibaratnya, kelas produk sanitary Indonesia sudah di level Mike Tyson, sementara kualitas sanitary China baru di level petinju amatir. Namun, China pandai memainkan keunggulan fiskal dan moneternya sehingga semua produknya berharga sangat murah.

Di tahun 2012 yang memiliki horoskop tahun Naga Air yang penuh jebakan kubangan air, Indonesia memang harus pandai meniti buih dan pandai menghindari jebakan. Sebab jika tidak, maka pasar Indonesia bakal kebanjiran produk asing. Pendek kata, tahun ini merupakan tahun ujian, apakah para produsen lokal mampu berjaya di pasar tanah air, atau justru menjadi tamu di negeri sendiri. Semoga pilihan pertama yang terjadi.

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…