LAJU INFLASI DIPASTIKAN MENINGKAT - Harga BBM Diduga Naik Awal Juli 2017

 


Jakarta-Beban ekonomi masyarakat Indonesia kian bertambah berat, jika pemerintah menaikkan harga BBM jenis premium dan solar pada awal Juli 2017. Indikasi ini terlihat komentar Bank Indonesia yang mewaspadai pergerakan inflasi akibat kenaikan harga BBM dan harapan direksi Pertamina yang menginginkan adanya penyesuaian harga BBM pada semester II tahun ini. 


NERACA 

Apabila pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar pada paruh kedua tahun ini, dipastikan hal ini mempengaruhi inflasi dari segi harga-harga yang diatur pemerintah (administered price) yang pada akhirnya cepat atau lambat akan merembet ke harga pangan bergejolak (volatile food), dan kenaikan biaya transportasi. 


Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengaku, mengapresiasi penyesuaian harga BBM sebagai bentuk reformasi energi. Kendati demikian, dia menyarankan, pemerintah perlu berhati-hati dalam mengatur jadwal penyesuaian harga BBM."Tahun ini, setahu kami yang sudah ada persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah penyesuaian BBM. Memang, hingga Juni tidak ada penyesuaian, mungkin pada semester kedua ini ada penyesuaian. Kalau seandainya ada penyesuaian BBM, yang dijaga adalah dampak ke inflasi," ujarnya seperti dikutip laman cnnindonesia.com, Jumat (26/5).


 

Karena inflasi dari BBM dapat menekan administered prices, menurut dia, pemerintah harus bisa menekan dampak dari komponen volatile food. Sehingga, inflasi hingga akhir tahun nanti bisa sesuai di angka 4% plus minus 1% dan inflasi volatile food tidak boleh melebihi angka 5%. Adapun, hingga minggu ketiga Mei, komponen volatile food menekan inflasi bulanan yang diprediksi mencapai 0,37%. Ini disebabkan karena pasokan bawang merah, bawang putih, telur, dan daging ayam yang dianggap kurang lancar.

 

"Kalau ada penyesuaian, mesti ada upaya agar inflasi volatile food bisa terjaga. Hingga pekan ketiga Mei, volatile food memengaruhi inflasi karena suplai barang kurang lancar menjelang bulan Ramadan," ujar Agus. 


Meski demikian, Agus mengatakan tekanan inflasi dari administered price sepanjang empat bulan pertama di 2017 ini masih bisa dijaga dengan baik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahun kalender (year to date) tercatat 1,28%, meski inflasi administered price tercatat 4,86%. "Sejauh ini, dampak dari administered prices akibat perubahan tarif listrik 900 VA masih dapat ditangani dengan baik," ujarnya.

   

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menginginkan perubahan harga BBM jenis premium dan solar apabila harga minyak dunia tak kunjung turun dari level US$50 per barel. Pasalnya, harga premium dan solar saat ini yang masing-masing sebesar Rp6.450 per liter dan Rp5.150 per liter baru akan ekonomis jika harga minyak US$40 per barel. 


Direktur Pemasaran Pertamina Mochamad Iskandar menjelaskan, perusahaan migas pelat merah tersebut harus menombok Rp450 per liter dalam berjualan premium dan Rp1.150 per liter dalam berjualan solar. "Harapan kami setelah Juni ada penyesuaian harga BBM," ujarnya belum lama ini. 

Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar enggan mengomentari perubahan BBM penugasan pada semester II mendatang. "Kalau harga BBM di bawah formulasi Pertamina, ya mau bagaimana?" katanya. 


Pertamina Merugi

Hingga bulan April 2017, inflasi dari sisi energi tercatat 7,85% (year to date). Sementara itu, jika dilihat secara tahunan (year on year), komponen inflasi energi mencapai 10,7 %. 

PT Pertamina (Persero) berharap pemerintah melakukan evaluasi ulang atas harga BBM penugasan untuk jenis premium dan solar pada bulan Juli mendatang seiring kenaikan harga minyak dunia. Saat ini, Pertamina mengaku sudah mengalami kerugian yang cukup besar atas penjualan dua produk BBM tersebut. 


Kerugian penjualan pada produk premium disebut sudah dialami perseroan sejak akhir tahun lalu, sedangkan kerugian penjualan soal sudah dimulai sejak Juli 2016 lalu. Adapun saat ini, Pertamina harus menombok Rp450 per liter pada penjualan premium dan Rp1.150 per liter pada solar. 


Iskandar beralasan, harga premium dan solar yang saat ini masing-masing berada di angka Rp6.450 per liter dan Rp 5.150 per liter masih akan efisien jika harga minyak dikisaran US$40 per barel. Namun, sejak kuartal I 2017, harga minyak tak menunjukkan tanda-tanda akan turun. 


Menurun catatan perusahaan, rata-rata harga minyak di kuartal I tahun ini tercatat US$51,03 per barel atau meningkat 68,97% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$30,2 per barel. Bahkan, harga brent per Selasa kemarin tercatat US$54,15 per barel dan harga West Texas Intermediate (WTI) menyentuh level US$51,47 per barel. 

"Tentu saja jika harga minyak menunjukkan tren kenaikan, kami minta pemerintah menyesuaikan harga BBM penugasan. Penyesuaian itu harus sesuai dengan harga keekonomian," ujarnya. 


Meski demikian, permintaan ini baru akan dilakukan jika memang tren harga minyak terus meningkat hingga akhir Juni mendatang. Namun, perusahaan juga wanti-wanti atas pertemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries-OPEC) pekan lalu yang menentukan perpanjangan kebijakan pemangkasan produksi. Adapun, kebijakan pembatasan produksi OPEC tahap pertama akan berakhir 30 Juni mendatang. 


Jika OPEC jadi memperpanjang pembatasan produksi, maka harga minyak diprediksi meningat lagi. Namun, jika OPEC mengurungkan niatnya, maka harga minyak diprediksi tak akan melonjak. "Ya kalau harga minyak meningkat terus kami minta penyesuaian BBM. Tapi kalau harga minyak tidak jadi turun ya tidak usah ada penyesuaian, harga minyak ini kan memang tidak bisa diprediksi," jelas Iskandar.


Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman melanjutkan, meningkatnya harga minyak mentah diiringi tetapnya harga BBM menekan laba sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan sepanjang kuartal I lalu. Tercatat, EBITDA Pertamina melorot 13,3% dari US$2,18 miliar di kuartal I tahun lalu menjadi US$1,89 miliar.

Menurut Arief, perusahaan mulai mengalami kerugian penjualan premium sejak Desember akhir tahun lalu. Sementara itu, kerugian berjualan solar sudah terjadi sejak Juli 2016 silam. "Untuk sementara, selisih harga ini masih bisa dikendalikan dengan cara cross subsidi antar produk. Tapi, memang implikasinya di hilir tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.


Menurut Peraturan Menteri ESDM No 39 tahun 2015, penyesuaian harga BBM penugasan dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan mempertimbangkan rata-rata harga mean of plats Singapore (MOPS), harga minyak dunia, dan nilai tukar dolar AS dengan kurs beli Bank Indonesia.

Evaluasi terakhir dilakukan pada 1 April 2017, sehingga peninjauan penyesuaian harga BBM seharusnya akan dilakukan pada 1 Juli 2017 mendatang. Pada penyesuaian lalu, harga premium tetap dipatok Rp6.450 per liter dan harga solar sebesar Rp5.150 per liter, di mana harga sudah termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).


Sementara itu, hasil pertemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan negara-negara non-OPEC pada Kamis (25/5) memutuskan, untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak bersama sembilan bulan guna menyeimbangkan pasar minyak global setelah pertemuan tingkat menteri di Wina.

OPEC dan beberapa produsen minyak Non-OPEC bersama-sama memangkas produksi 1,8 juta barel per hari dari awal 2017 sampai 1 Juli 2017, berusaha menyeimbangkan pasar minyak dari kelebihan produksi. Dengan perpanjangan, pemotongan produksi minyak akan diperpanjang sampai Maret 2018.


Tidak mengherankan bahwa OPEC dan sekutunya membuat keputusan karena rencana perpanjangan pengurangan produksi telah direkomendasikan oleh beberapa produsen minyak utama sebelum pertemuan tersebut.Arab Saudi, produsen terbesar di antara negara-negara anggota OPEC, secara terbuka mendukung rencana perpanjangan, meskipun beberapa negara anggota lainnya menyarankan pemotongan produksi minyak yang lebih dalam. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…