NERACA
Jakarta - PT Elnusa Tbk (ELSA) menyepakati untuk membagikan dividen sebesar 10% dari laba bersih atau sekitar Rp 31 miliar. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemagang Saham Tahunan (RUPST). Dari jumlah tersebut, setiap lembar saham mendapatkan dividen sebesar Rp 4,26 yang akan dibayarkan pada 22 Juni 2017. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Tahun lalu, emiten penyedia jasa energi ini mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 3,6 triliun dengan laba bersih Rp 311 miliar. Direktur Keuangan ELSA, Budi Rahardji menyatakan, di tengah kelesuan aktivitas migas, karena belum stabilnya harga minyak dunia, ELSA menekan penurunan pendapatan usaha, sehingga mempertahankan laba.”Upaya ini terealisasi atas kesungguhan manajemen perseroan dalam mengantisipasi kondisi industri migas yang masih fluktiatif. Yakni melalui upaya pengembangan kinerja portofolio bisnis di luar jasa hulu migas. Serta konsisten mengetatkan struktur biaya guna mengoptimalkan profit," ujarnya.
Dalam RUPST, perseroan juga menyepakati pergantian pengurus baru. Yakni untuk posisi direktur operasi, direktur SDM dan Umum, dan salah satu anggota dewan komisaris. Sebagai informasi, perseroan belum lama ini mengantungi dua kontrak baru seismik tiga dimensi (3D) dan satu kontrak pengeboran.
Rifqi Budi Prasetyo, Hubungan Investor ELSA pernah bilang, kedua kontrak itu merupakan proyek seismik darat maupun seismik laut. Maklum, perusahaan ini sudah memiliki aset kapal seismik baru dengan 10 streamer yang mampu melakukan survei geologi, geofisika, lingkungan dan perikanan. Terkait target, lanjutnya, bukan seberapa banyak kontrak yang didapat, tetapi kapal seismik tersebut bisa mencapai 100% utilisasi pada tahun ini. ELSA berharap, kontribusi dari kapal seismik akan mampu mendongkrak pendapatan perusahaan secara signifikan.”Seismik laut akan bagus di tengah harga minyak yang turun, maupun untuk eksplorasi di laut masih akan bagus karena pemerintah banyak membuka peluang KKKS melakukan eksplorasi laut," lanjutnya.
Dengan pencapaian kontrak tersebut, perusahaan menargetkan pada tahun ini pendapatan bisa naik 10% dibandingkan tahun lalu. Sampai kuartal I-2017, pendapatan perusahaan ini terlihat sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Yakni dari Rp 921,1 miliar, menjadi Rp 969,92 miliar atau meningkat 5,3%. Sedangkan sepanjang tahun lalu ELSA membukukan penjualan sekitar Rp 3,6 triliun atau menurun 4,1%.
Sepanjang tahun 2016, bisnis hulu yakni seismik, drilling dan oilfield services menyumbang kontribusi 50%. Sedangkan jasa logistik dan distribusi energi menyumbang 45% dan sisanya kontribusi dari jasa penunjang lain. Selain bertumpu pada bisnis hulu migas, ELSA tengah menjalankan proyek pembangkit tenaga gas buang atau flare gas. "Flare gas sudah berjalan, tetapi saya belum bisa bilang soal targetnya,”kata Rifqi.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…