Pertamina Terapkan Skema "Jemput Bola" - Hadapi Mudik Lebaran

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyiapkan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dengan skema "mobile" atau jemput bola untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama mudik lebaran. "Jadi untuk antisipasi seperti tahun lalu yang kejadian tidak kita duga, akhirnya kita tempuh dengan moda jemput bola pakai motor guna mengantarkan bahan bakar," kata Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar di Kantor Pertamina, Jakarta, Senin (22/5).

Iskandar mengatakan hal tersebut terjadi karena pengiriman melalui truk tanker sulit dilakukan jika kondisi lalu lintas sudah macet total. Titik-titik di Jawa Tengah seperti Brebes, Batang, dan Cikampek menjadi prioritas penjagaan distribusi mobile, mengingat pengalaman pada tahun lalu. Pertamina juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan , Jasa Marga, dan aparat kepolisian untuk membantu proses distribusi BBM.

Iskandar mengungkapkan beberapa SPBU pada tahun lalu, sebenarnya tidak dalam kondisi kehabisan, namun memang sengaja ditutup oleh pihak berwajib, sebab ditengarai sebagai penyebab rentetan antrian kemacetan panjang. Sehingga pengalihan pos pengisian dialihkan. Upaya lain menanggulangi distribusi BBM selain metode jemput bola adalah mendirikan pos-pos BBM darurat dipinggir jalan, rest area yang tidak memiliki SPBU akan dipasang sementara untuk pengisian. Kemudian pos polisi dan pemberhentian layanan umum seperti posko mudik beberapa titik akan disediakan BBM kemasan.

"Kami memang antisipasi lebih ke daerah Jawa Tengah, karena sudah nyambung lagi sampai Batang. Harapannya di Batang sudah ada alternatif, walaupun belum jadi akan dibuka alternatif untuk mengurangi, sehingga titik itu juga harus disiapkan SPBU darurat," katanya. Ia menjelaskan Pertamina tidak ada kegiatan impor tambahan BBM untuk persiapan lebaran. Menurut dia, impor BBM tidak bisa sembarangan, sudah ada hitungan dalam perencanaan, bukan untuk kondisi seperti lebaran dan sebagainya.

Ia juga memperkirakan tingkat konsumsi bahan bakar jenis premium saat mudik lebaran 2017 menurun dibandingkan pada lebaran tahun sebelumnya. "Penurunan prediksi premium 2017 lebih rendah 2016 karena pada lebaran 2016 lalu terjadi kondisi awal peralihan konsumsi dari produk PSO (subsidi) ke Pertamax series (nonsubsidi) sehingga kenaikan nonsubsidi sangat signifikan," katanya.

Untuk premium pada masa 2016, turun tujuh persen dari rata-rata konsumsi harian, di mana stok harian 70.566 kiloliter perhari, sedangkan ketahanan saat masa lebaran 65.708 kiloliter per hari. Sedangkan pada lebaran 2017, naik lima persen dari kebutuhan rata-rata harian yang sebesar 38.231 kiloliter per hari menjadi 40.142 kiloliter per hari, sehingga pada lebaran tahun 2016 premium memiliki pasokan 65.708 kiloliter per hari sedangkan lebaran 2017 hanya 40.142 kiloliter per hari.

Selanjutnya, perkiraan berdasarkan kecenderungan penjualan dan realisasi Januari sampai Maret pada seluruh konsumsi gasoline (premium + pertamax series) akan mengalami kenaikan 9,7 persen dibanding harian normal. Perkiraan Gasoil (Solar/Bio + Pertamina Dex series) akan mengalami penurunan minus 8,2 persen , namun sisi Pertamina Dex dan Dexlite akan mengalami kenaikan 10 persen.

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…