Jalur Sutra Maritim

Indonesia sebagai negara yang memiliki zona ekonomi maritim terbesar di dunia yang berada di persimpangan antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia memiliki peranan penting dan strategis. Adalah gagasan Jalur Sutra Baru atau dikenal dengan Initiative Belt and Road merupakan bentuk kerja sama dan konektivitas antarnegara yang mulai dibahas sejumlah kepala negara dan pemerintahan dalam The Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF) di Beijing, China (14-15 Mei).  

Presiden Jokowi dalam forum tersebut menyampaikan bahwa Indonesia menyadari aspek kemaritiman dari Jalur Sutra sulit terwujud tanpa kontribusi signifikan dari Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Pasalanya, pemerintah Indonesia saat ini lagi gencar mewujudkan visi poros maritim dunia sesuai program Nawa Cita.

”Jarak dari bagian paling barat Kepulauan Indonesia sampai ke bagian paling timur adalah sama dengan jarak dari London ke Dubai atau dari Los Angeles ke New York. Kepulauan dan perairan Indonesia yang demikian besar juga penuh dengan kekayaan alam dan kekayaan wisata,” ujar Presiden dalam siaran persnya. Meski demikian, potensi besar yang dimiliki Indonesia tersebut diakui belum dapat dimanfaatkan dengan optimal.  

Sementara itu, Presiden China Xi Jinping percaya diri bahwa masa depan Inisiatif Jalur Sutra akan mendukung perdamaian, inklusivitas, dan perdagangan bebas di seluruh dunia. Jalur Sutra dipercaya akan menjembatani kesenjangan infrastruktur di Asia dan sekitarnya. Proyek itu membutuhkan investasi US$900 miliar selama 10 tahun mendatang dengan membangun infrastruktur melalui Asia Tengah, Asia Barat, Timur Tengah, dan Eropa. Itu sekaligus akan mengintegrasikan ekonomi dunia. Selain jalur darat, China juga menggarap Jalur Sutra Maritim.

China sekarang seperti rajawali terbang tinggi. Negara yang ramai digunjingkan sebagai ancaman ras kuning belakangan ini menunjukkan agresivitas investasinya, termasuk di Indonesia. Jalur sutra bukan hanya menjadi ingatan peristiwa menakjubkan abad ketiga sebelum masehi di masa Dinasti Han. Dinasti yang membuka jalur perdagangan Tiongkok-Timur Tengah dan Eropa. Jejak sejarah yang puluhan abad hanya menjadi wacana kini tengah benar-benar siap diimplementasikan.  

Untuk mewujudkan mimpinya, China mengundang 50 negara, 29 kepala negara, termasuk Presiden Jokowi, hadir dalam forum internasional tersebut. Dengan semboyan ‘One Belt One Road (OBOR)’, setidaknya jalur sutra modern ini akan melintasi kawasan Asia Tenggara.

Keseriusan China terlihat dari kesiapan menggelontorkan dana US$124 miliar (sekitar Rp1.645 triliun) untuk membiayai jalur sutra modern. Bayangkan, negeri itu akan terkoneksi dengan Afrika, Asia, dan Eropa melalui pelabuhan laut, jalur perkeretapian, jalur udara, dan jalur darat. Proyek ini akan mencakup 60 negara mewakili 60% penduduk dunia, 40% PDB global, dan 75% sumber daya energi dunia.

Tidak hanya itu. China Development Bank juga akan mengalokasikan lebih dari Rp1.000 triliun untuk berbagai proyek. China juga merangkul Malaysia untuk membangun pelabuhan di Malaka. Bahkan, kini tengah membujuk Singapura, sangat mungkin Indonesia, untuk membangun proyek serupa. Kini negeri Panda itu tengah membangun pelabuhan di Pakistan, Sri Lanka, dan bandara di Nepal.

Menurut data Asian Development Bank, untuk membangun infrastruktur kawasan Asia saja hingga 2020 membutuhkan dana US$8 triliun. Dari sisi investasi, China tentu akan menjadi negara paling moderat. Itu sebabnya, Indonesia yang berpenduduk separuh dari populasi Asia Tenggara harus memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin. Pemerintah Indonesia sudah melakukan kerja sama bilateral dengan China untuk membahas berbagai kerja sama ekonomi, diantaranya proyek jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Jelas, rencana China akan menguasai perekonomian dunia bukanlah jatuh dari langit. Sebelumnya China telah menyiapkan lembaga tandingan Bank Dunia, yaitu Asian Infrastructure Investment Bank (Bank Investasi Infrastruktur Asia). Jalur sutra modern sesungguhnya menjadi ikrar bersama untuk kian memantapkan terwujudnya proyek besar tersebut. Segala sesuatunya telah lama disiapkan, termasuk pembiayaan. Semoga!

 

BERITA TERKAIT

IKN Magnet Investasi

  Eksistensi UU Cipta Kerja dinilai cukup strategis dalam memajukan perekonomian Indonesia. UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu regulasi…

Persatuan dan Kesatuan

Pasca Pemilihan umum (Pemilu) 2024, penting bagi kita semua untuk memahami dan menjaga persatuan serta kesatuan sebagai pondasi utama kestabilan…

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

BERITA LAINNYA DI Editorial

IKN Magnet Investasi

  Eksistensi UU Cipta Kerja dinilai cukup strategis dalam memajukan perekonomian Indonesia. UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu regulasi…

Persatuan dan Kesatuan

Pasca Pemilihan umum (Pemilu) 2024, penting bagi kita semua untuk memahami dan menjaga persatuan serta kesatuan sebagai pondasi utama kestabilan…

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…