Biaya Instabilitas Politik

 

 

Oleh: Bhima Yudhistira Adhinegara

Peneliti INDEF

 

Kondisi politik di ibu kota tengah dalam suhu yang memanas. Huru hara politik memecah ibu kota menjadi dua spektrum yang berlawanan. Dampaknya bukan hanya Jakarta yang bergejolak akibat pilkada, daerah lain yang damai pun tersulut emosi. Namun disaat yang sama IHSG memecahkan rekor baru diatas 5.700. Tapi sayangnya IHSG bukanlah satu-satunya indikator yang absah. Faktor masuknya dana asing ke bursa saham yang membuat IHSG melonjak tidak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan dibanding negara lainnya, per 11 Mei 2017 arus dana asing masuk ke Indonesia hanya US$2,02 miliar, sedangkan Thailand US$7,1 miliar, India US$6,35 miliar, tertinggi adalah Korea Selatan US$256,79 miliar. Padahal Korea Selatan saat ini tengah mengalami gejolak politik yang besar, pergantian kepemimpinan dan bahaya konflik dengan Korut.

Potret kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia lebih pas terlihat dari investasi langsung jangka panjang atau Foreign Direct Investment. Data Bank Indonesia mencatat bahwa terjadi penurunan surplus pada investasi langsung dari triwulan sebelumnya sebesar US$3,3 miliar menjadi US$2,5 miliar di triwulan I 2017. Faktor utamanya adalah penurunan investasi di sektor migas. Sementara PMTB atau investasi langsung versi BPS tercatat tumbuh stagnan di 4,81% atau tidak berbeda dari triwulan sebelumnya. Hal ini jelas menandakan investor jangka panjang yang ingin menanamkan uangnya di Indonesia tengah berpikir ulang akibat gejolak politik. Hewlett Packard sebuah perusahaan dibidang komputer pun memindahkan investasinya dari Indonesia ke Vietnam.

Indikator lainnya adalah dana repatriasi tax amnesty yang belum seluruhnya masuk ke Indonesia. Dari komitmen repatriasi Rp146 triliun, hanya ada Rp121 triliun yang masuk ke tanah air, sisanya masih berada di luar negeri. Beberapa saat yang lalu Apindo buka suara, peserta tax amnesty merasa kecewa dan was-was dengan kondisi politik sehingga menahan repatriasi dana yang harusnya sudah masuk seluruhnya di akhir semester I ini. Prospek ekonomi 2017 bisa berubah arah.

Biaya instabilitas politik tentu tidak main-main, mengingat pilpres 2019 sudah mendekat maka risiko politik makin meningkat. Bukan tidak mungkin lembaga rating mulai merevisi kembali peringkat surat utang Indonesia atau downgrading. Profil risiko politik yang terus meningkat juga berbahaya bagi investasi jangka pendek. Sudden reversal capital outflow bisa memukul stabilitas pasar keuangan. Padahal kondisi fundamental ekonomi mulai pulih dibuktikan dari ekonomi yang perlahan tumbuh 5%.

Implikasi lain dari gejolak politik bisa mengganggu proyek-proyek infrastruktur yang tengah digarap Pemerintah. Butuh dana yang cukup besar hingga Rp5.500 triliun, sedangkan APBN tidak mencukupi dan akhirnya Pemerintah ingin memacu skema KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha). Tapi mana ada pihak swasta yang tertarik kalau politik terus menerus gaduh?

 

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…