Tingkat Kandungan Dalam Negeri - Harkitnas, TKDN Mesin Cuci Sanken Capai 85 Persen

NERACA

Tangerang -  Tak terasa, Sanken yang beroperasi sejak 1996 sudah memproduksi mesin cuci mencapai 2.600.000 unit. Ini menandakan selama 21 tahun produk perusahaan elektronik rumah tangga lokal  tersebut diterima oleh masyarakat Indonesia.

Melihat animo ini Sanken pun menargetkan  300.000 unit mesin cuci yang diproduksi pada tahun ini. Target tersebut diyakini mampu tercapai mengingat Sanken mampu menyediakan produk berteknologi canggih Jepang.

"Teknologi ini berkat bantuan insinyur-insinyur dari Jepang dan juga insinyur Indonesia yang sangat handal dan berpengalaman di pabrik Sanken. Jadi yang kita tawarkan kualitas Jepang dengan harga yang kompetitif," kata Eric Tirtajasa, Direktur  PT Sanken Argadwija, di sela peluncuran mesin cuci seri 'Jasmine' di pabrik Sanken Argadwija, Curug, Tangerang.

Menurutnya, kebutuhan masyarakat akan mesin cuci diyakini akan terus meningkat seiring makin bertambahnya kaum midle class (kelas menengah) di Indonesia. "Saat ini banyak masyarakat juga asisten rumah tangga yang lebih menyukai penggunaan mesin cuci untuk urusan cucian baju,” ujarnya.

Menurutnya, peluang pasar mesin cuci di Indonesia bisa dibilang cukup menjanjikan. Didukung oleh gaya hidup masyarakat yang kian modern, terutama mereka yang hidup di perkotaan. Dengan aktivitas padat sehari-hari, membuat masyarakat sangat membutuhkan mesin cuci sebagai alat yang dapat mempermudah pekerjaan rumah tangga mereka. 

Pihaknya menyadari, dalam memilih mesin cuci, masyarakat memiliki beberapa pertimbangan yang mempengaruhi mereka dalam memilih mesin cuci yang tepat. Di antaranya adalah kapasitas, fitur, faktor harga, ketahanan, kenyamanan, serta hasil yang memuaskan. Dan, Sanken menjawab kebutuhan masyarakat ini.

Eric menambahkan, kontribusi revenue penjualan mesin cuci dari semua produk Sanken sendiri  mencapai 18% dari total produk. Tahun ini, Sanken pun menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara tahun depan ditargetkan mendapatkan market share sebesar 15%.

Menyambut Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei, Sanken menargetkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mesin cuci buatannya mencapai 85% yang pada tahun lalu baru mencapai 80%. 

Bagi Sanken, ini salah satu cara memaknai Harkitnas dalam upaya memupuk semangat nasionalisme. Semangat perjuangan rakyat Indonesia pada masa lalu seharusnya tidak hanya dimaknai sebagai perjalanan sejarah semata.

"Harus juga bisa dimaknai untuk bisa memberi inspirasi dan melahirkan semangat untuk berinovasi. Harus menjadi suntikan energi bagi generasi saat ini dalam mengambil peran positif untuk mengisi kemerdekaan," tegasnya.

Sementara itu, Teddy Tjan Direktur Marketing PT Sanken Argadwija, mengatakan inovasi Seri Jasmine yang di luncurkan sangat styles dengan berbagai macam warna seperti hijau, ungu, merah marun, pink, biru.

"Yang utama awet karena kebandelannya. Produk  ini mengunakan gearbox yang lebih besar dari pendahulunya sehingga tenaganya pun lebih besar dalam pencucian, namun hemat listrik hanya 150 watt" paparnya.

Kementerian Perindustrian gencar mengkampanyekan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) kepada instansi pemerintah, swasta hingga masyarakat. Langkah ini sebagai salah satu misi pembangunan industri ke depan untuk menjadi pilar dan penggerak utama perekonomian nasional.

“Upaya tersebut merupakan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, yang dilanjutkan dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 2 Tahun 2014 tentang Pedoman P3DN dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,” tegas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Menurut Airlangga, program P3DN sebagai salah satu fokus pembinaan Kemenperin yang tercantum juga dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 ini dilakukan dalam rangka mencapai beberapa sasaran, di antaranya adalah pemberian insentif sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), kampanye cinta dan bangga menggunakan produk dalam negeri, serta pemberian insentif kepada pihak swasta yang konsisten memakai produk dalam negeri.

“Selain itu, mendorong produk atau barang yang ada dalam Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri masuk ke dalam e-Catalog pengadaan pemerintah, dan pemberian penghargaan Cinta Karya Bangsa,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, jika program P3DN dapat terlaksana dengan baik, pihaknya optimistis pertumbuhan IKM mencapai satu persen pada periode tahun 2015-2016 di tengah kondisi perekonomian global yang belum stabil. “Kami juga menargetkan wirausaha baru untuk industri kecil sebanyak 20.000 dan industri menengah sekitar 4.500 unit hingga tahun 2019,” ungkapnya.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…