1 Juta, Target Pekerja Industri Bersertifikat

NERACA

Jakarta – Pada 21 April 2017, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menggandeng sebanyak 117 perusahaan untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan  389 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam upaya menjalankan program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.  Program ini merupakan kelanjutan dari yang telah diluncurkan di Mojokerto, pada 28 Februari 2017 dengan melibatkan sebanyak 50 perusahaan dan 234 SMK di Jawa Timur.

Menperin menyampaikan, Indonesia saat ini sampai 10 tahun ke depan masih akan menikmati bonus demografi, di mana mayoritas penduduknya berada pada usia produktif. “Mereka harus menjadi aktor-aktor pembangunan. Jangan sampai menjadi pengangguran yang justru akan membawa dampak sosial yang besar dalam pembangunan,” tegasnya, sebagaimana disalin dari keterangan resmi.

Pada periode 2017-2019, Kemenperin merancang sejumlah kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja industri tersertifikasi sebanyak 1.040.552 orang. Program-program tersebut perlu dikolaborasikan dengan berbagai pemangku kepentingan terkait seperti Kadin, Kemenristekdikti, dan Kemenaker.

Sebelumnya, Sejumlah pelaku usaha dalam negeri menyambut antusias pelaksanaan program pendidikan vokasi yang diusung oleh Kementerian Perindustrian melalui konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Keikutsertaan dalam program ini diharapkan mampu memudahkan untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan di era kompetisi saat ini.

“Antusias ini dibuktikan dari semangat pelaku industri yang terlibat pada program tahap kedua di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang mencapai 117 perusahaan dan 389 SMK atau meningkat dari program serupa yang telah diluncurkan sebelumnya di Jawa Timur, dengan 50 perusahaan dan 234 SMK,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Semarang, Jawa Tengah, disalin dari siaran pers.

Sebagai bentuk komitmen mendukung program tersebut, telah dilakukan pemberian bantuan peralatan praktik kepada beberapa SMK dari beberapa perusahaan, antara lain PT. Djarum, PT Astra Honda Motor (AHM), PT Astra Daihatsu Motor, PT Evercoss Technology Indonesia, PT Unggul Semesta, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri, PT Terryham Proplas Indonesia, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan PT Sido Muncul.

Ketua Program Pendidikan Satu Hati AHM Ahmad Muhibbuddin mengakui, pihaknya mengapresiasi terhadap pengembangan SMK berbasis kompetensi yang dilakukan oleh Kemenperin sebagai kelanjutan dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 mengenai Revitalisasi SMK. “Kami ikut berkomitmen untuk memperkuat pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia melalui penerapan Kurikulum TSM Astra Honda di SMK yang tahun ini sudah memasuki tahun ketujuh,” ujarnya.

Ahmad meyakini jika dikelola dengan baik, SMK akan mampu melahirkan generasi muda terampil yang dibutuhkan industri. “Saat ini, implementasi KTSM Astra Honda sudah dijalankan di 647 SMK yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia,” imbunya.

Sebagai upaya mendorong kompetensi SMK binaannya, AHM juga mengembangkan konsep  SMK sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang berwenang mengukur dan memvalidasi kompetensi siswa sebelum mereka memasuki dunia industri. Saat ini tercatat ada 56 SMK yang telah menjadi SMK TUK KTSM Astra Honda.

Sementara itu, dalam rangka pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industri, PT Semen Gresik menandatangani perjanjian kerja sama dengan enam SMK binaan yang ada di Rembang, Jawa Tengah.

Direktur Utama PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti mengatakan, kerja sama ini adalah bentuk komitmen PT Semen Indonesia dan seluruh anak usahanya termasuk PT Semen Gresik terhadap pengembangan pendidikan bagi warga sekitar lokasi pabrik atau perusahaan dalam rangka menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri.

Dengan mengusung konsep pemerataan ekonomi yang difokuskan Presiden Jokowi pada tahun ini, Kemenperin secara kontinyu melaksanakan rangkaian kegiatan. Setelah penandatanganan perjanjian kerja sama antara SMK dengan industri, akan dilakukan pula penyelarasan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan industri serta penyediaan workshop, laboratorium dan teaching factory untuk praktek kerja industri bagi siswa, dan magang industri bagi guru.

“Penyediaan instruktur dan silver expert dari industri, pembangunan infrastruktur kompetensi di SMK, serta pemberian sertifikat dari perusahaan industri kepada siswa SMK juga ditetapkan sebagai langkah berikutnya,” kata Plt. Sekjen Kemenperin Haris Munandar. Penerapan pendidikan vokasi di Indonesia ini akan dikembangkan dengan mengadopsi konsep pendidikan sistem ganda (dual system).

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…