REI Masih Kesulitan Wujudkan Program Rumah Murah BTN
NERACA
Semarang - Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah mengaku masih kesulitan mewujudkan program rumah murah berharga Rp75 jutaan yang dikeluarkan oleh PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk karena spesifikasinya belum jelas.
"Kami perlu payung hukum sebelum membangun rumah murah ini agar ada spesifikasi bangunan yang jelas, termasuk bahan bangunan seperti apa yang boleh digunakan," kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Rumah Sederhana Andi Kurniawan di Semarang, Senin (24/4).
Menurut dia, payung hukum sangat penting untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Meskipun demikian, hingga saat ini pihaknya masih mengkaji kemungkinan dibangunnya rumah murah program BTN tersebut.
"Pada dasarnya spek ini sangat perlu dibahas mengingat saat ini harga tanah 'kan sudah sebesar Rp200 ribu/m2. Kalau tanah 60 m2 paling tidak harganya Rp35 jutaan, ini belum material bangunan dan jasa tukang," ujar dia.
Oleh karena itu, pihaknya menilai program rumah murah yang dikeluarkan oleh BTN ini tidak bisa disamakan dengan rumah murah program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Untuk diketahui, harga rumah murah program FLPP saat ini Rp123 juta."Belum lagi sarana dan prasarana yang harus dibangun di kawasan perumahan murah ini membutuhkan dana yang tidak sedikit," kata dia.
Sementara itu, kendala lain adalah segmentasi pasar yang kurang tepat untuk rumah murah ini. Andi mengatakan bahwa segmentasi rumah murah program BTN adalah pekerja informal. Padahal, pekerja informal kebanyakan bekerja di daerah perkotaan.
"Pekerja informal kebanyakan bekerja di kawasan ramai penduduk. Di sisi lain jika dilihat dari sisi harga, rumah ini hanya bisa dibangun di kabupaten, itu pun level kecamatan," ungkap dia.
Meski demikian, pihaknya tetap menyambut baik program BTN tersebut karena diharapkan dapat menekan angka backlog di Jawa Tengah yang pada hingga tahun 2014 lalu masih di kisaran 1,4 juta unit.
Lalu, dia juga menyatakan prosedur pembiayaan rumah sederhana program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menghambat pengembang dalam membangun rumah sederhana.
"Kebijakan ini agak menyulitkan pengembang karena FLPP kan subsidinya dari dana APBN, dikelola oleh Kementerian PU melalui Badan Layanan Umum (BLU) FLPP sehingga harus melalui proses monitoring lembaga negara seperti BPK," kata dia.
Dia mengatakan kondisi tersebut merupakan hal yang baru bagi perbankan yang menyalurkan pembiayaan FLPP. Oleh karena itu, pihak bank akhirnya lebih memilih untuk berhati-hati dalam menyalurkannya.
"Pada prinsipnya tidak ada masalah tetapi kan yang diperiksa pihak perbankan. Dalam hal ini bank tidak ingin akhirnya ada temuan oleh BPK, jadi mereka selektif dalam mencairkan pembiayaan," ujar dia.
Kondisi tersebut diakuinya menjadikan proses pencairan mundur dan akhirnya menghambat pembangunan rumah sederhana salah satunya di Jawa Tengah. Andi mengatakan dari target pembangunan rumah sederhana hingga akhir tahun ini yaitu 16.000 unit, baru terbangun 3.000 unit.
Meski demikian, pihaknya menyambut baik program pembiayaan perumahan sederhana yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan."Ini kabar gembira bagi pekerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, bisa ambil rumah dengan bunga FLPP yaitu 5 persen/tahun. Waktunya juga sama yaitu 15-20 tahun," kata dia. Mohar/Ant
NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…
NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…
NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…
NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…
NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…
NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…