Periode Januari-Februari 2017 - Ekspor Industri TPT Tembus US$ 2 Miliar, Meningkat 3 Persen

NERACA

Jakarta – Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor strategis yang diprioritaskan pengembangannya karena memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada Januari-Februari tahun 2017, ekspor industri TPT mencapai US$ 2 miliar atau mengalami kenaikan sebesar tiga persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (year on year).

“Industri TPT yang juga sektor padat karya berorientasi ekspor ini dapat menjadi jaring pengaman sosial karena banyak menyerap tenaga kerja. Hingga saat ini, diperkirakan mencapai tiga juta orang,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai peresmian perluasan pabrik PT. Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) Tbk. di Solo, Jawa Tengah, Jumat (21/4).

Kemenperin mencatat, pada tahun 2016, nilai investasi industri TPT mencapai Rp7,54 triliun dengan perolehan devisa yang signifikan dari nilai ekspor sebesar USD11,87 miliar dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 17,03 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Menurut Airlangga, industri TPT nasional selama tiga tahun terakhir ini mengalami kontraksi dalam pertumbuhannya. Hal ini salah satunya didorong oleh investasi baru maupun perluasan pabrik dalam rangka  meningkatkan kapasitas produksi, yang salah satunya dilakukan oleh PT. Sritex.

“Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi kepada PT. Sritex yang telah menambah investasinya sebesar Rp2,6 triliun guna meningkatakan kapasitas produksi di pabrik pemintalan (spinning) dan penyempurnaan kain (finishing), yang akan menyerap tenaga kerja baru sebanyak 3.500 orang,” paparnya. Hal ini tentu berdampak positif pada penerimaan pajak bagi negara serta sekaligus dapat memenuhi sebagian kebutuhan bahan baku kain dalam negeri yang saat ini masih diimpor.

Direktur Utama PT. Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengungkapkan, perluasan pabrik memberikan peningkatan kapasitas produksi perusahaan. "Dengan perluasan tersebut, saat ini Sritex Grup memiliki 24 pabrik spinning, tujuh pabrik weaving, 5 pabrik finishing dan 11 garmen, dengan total karyawan lebih dari 50.000 orang," katanya. Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas perusahaan.

“SDM adalah aset unggulan perusahaan yang dibentuk dengan pelatihan-pelatihan terstruktur. Selain itu, kami terapkan budaya perusahaan dengan terintegrasi dan inovatif sehingga mendapatkan SDM yang tangguh, terampil, berkompeten serta berkarakter,” paparnya, disalin dari siaran pers.

Agar industri TPT nasional dapat meningkatkan daya saingnya, yang diperlukan tidak hanya aspek modal dan teknologi, namun SDM yang kompeten mutlak dibutuhkan. Oleh karena itu, Kemenperin sedang melakukan upaya dengan memfasilitasi peningkatan kemampuan SDM melalui program kerja sama yang link and match antara perusahaan industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kemenperin mampu menggandeng sebanyak 117 perusahaan untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan  389 SMK dalam upaya menjalankan program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Program ini merupakan kelanjutan dari yang telah diluncurkan di Mojokerto, pada 28 Februari 2017 dengan melibatkan sebanyak 50 perusahaan dan 234 SMK di Jawa Timur.

Airlangga juga menyampaikan, potensi pasar domestik maupun global untuk industri TPT masih terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan semakin tingginya permintaan akan kebutuhan tekstil non sandang. Misalnya untuk kebutuhan rumah tangga, furniture dan non woven.

“Kami optimistis industri TPT nasional mampu berdaya saing global. Apalagi industri ini telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional,” ungkapnya. Namun, industri ini masih mengalami berbagai tantangan, salah satunya adalah kondisi permesinan yang mayoritas usianya sudah tua, terutama pada industri pertenunan dan perajutan.

“Upaya peremajaan mesin dan peralatan industri TPT yang selama ini kami lakukan sebenarnya telah menunjukkan perkembangan yang positif, namun perlu dilanjutkan dengan program akselerasi peningkatan daya saing yang lebih efektif dan terintegrasi,” lanjut Airlangga.

Di samping itu, paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah sebaiknya bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha terutama industri TPT, karena saat inilah situasi yang tepat untuk meningkatkan investasi. “Hal ini apabila tidak dilakukan dalam waktu lima tahun ke depan, industri tekstil nasional akan sulit bersaing dengan negara kompetitor utama seperti India, Cina, Vietnam dan Bangladesh,” sebutnya.

Apalagi, saat ini Kemenperin tengah menggodok regulasi khusus untuk industri padat karya berorientasi ekspor, di mana akan mengatur tentang pemberian insentif fiskal berupa investment allowance.

“Jadi, pelaku usaha akan mendapatkan diskon PPh yang harus dialokasikan untuk ekspansi usaha,” jelasnya. Terkait perluasan pasar ekspor, Kemenperin tengah mendorong untuk membangun perjanjian kerja sama yang komprehensif dengan Eropa dan Amerika Serikat.

 

BERITA TERKAIT

Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan Selama Ramadhan Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan. KKP menyebut bahwa…

Indonesia dan Sri Lanka Perkuat Hubungan Dagang Bilateral

NERACA Jakarta – Indonesia dan Sri Lanka meluncurkan perundingan Indonesia–Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL–PTA). Penandatanganan dilaksanakan secara simultan melalui…

2023, Kontribusi Parekraf Terhadap PDB Mencapai 3,9 Persen

NERACA Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan realisasi program…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan Selama Ramadhan Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan. KKP menyebut bahwa…

Indonesia dan Sri Lanka Perkuat Hubungan Dagang Bilateral

NERACA Jakarta – Indonesia dan Sri Lanka meluncurkan perundingan Indonesia–Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL–PTA). Penandatanganan dilaksanakan secara simultan melalui…

2023, Kontribusi Parekraf Terhadap PDB Mencapai 3,9 Persen

NERACA Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan realisasi program…