Pemkot Sukabumi Antisipasi Lonjakan Harga Kebutuhan Pokok

Pemkot Sukabumi Antisipasi Lonjakan Harga Kebutuhan Pokok

NERACA

Sukabumi - Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi telah melakukan antisipasi terhadap melonjaknya harga kebutuhan pokok yang bisa menyumbang kepada tingginya nilai inflasi. Apalagi, saat menjelang bulan ramadhan sampai menjelang Idul fitri biasanya kebutuhan pokok dipasaran bisa harganya bisa melonjak."Inflasi itu sangat dipengaruhi oleh sembilan bahan pokok, makanya Pemkot sudah melakukan antisipasi terutama disaat menjelang bulan puasa dan idul fitri nanti," ujar Sekda Kota Sukabumi Hanafie Zain kepada Neraca, Selasa (25/4).

Sejauh ini lanjut Hanafie, tidak ada hal-hal yang menonjol yang mempengaruhi terhadap nilai inflasi. Tapi, Hanafie mengaku tidak mengetahui jika nanti tarif daya listrik mengalami kenaikan berap besar pengaruh terhadap inflasi."Biasanya ada pengaruh juga dari naiknya tarif listrik, cuma saya tidak tahu berapa nilai inflasinya," terang Hanafie yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Sukabumi.

Di bulan Maret 2017, lanjut Hanafie, inflasi di Kota Sukabumi mencapai 0,23% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,58 pada Februari 2017 menjadi 126,87 pada Maret 2017. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, tambah Hanafie, penyebab terjadinya inflasi pada bulan Maret 2017 yang mencapai 0,23% tersebut banyak dipengaruhi oleh naiknya tarif listrik, sayuran, dan komoditas lainnya yang turut menyumbangkan andil inflasi."Penyebabnya masih seputar komoditas," ujarnya.

Berdasarkan 7 kelompok pengeluaran, seluruh kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok kesehatan yaitu sebesar 0,55%, diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,50%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,28%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13%, kelompok bahan makanan sebesar 0,12 persen, kelompok sandang sebesar 0,08% dan kelompok transpor, komunikasi serta jasa keuangan sebesar 0,05%.

"Sedangkan laju inflasi tahun kalender (Year to Date) 2017 sampai dengan bulan Maret 2017 tercatat mengalami inflasi sebesar 1,42%. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi tertinggi dibanding enam kelompok pengeluaran lainnya, yakni sebesar 3,20%," terangnya. Arya

 

 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi FiberStar-BDDC Optimalisasi Sektor Keuangan di Era Digital

NERACA Jakarta - Perkembangan dan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Melihat peluang dan tantangan yang ada perusahaan layanan telekomunikasi berbasis…

Pertegas Ekspansi, DAIKIN Proshop Showroom Terbaru Hadir di Bali

NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) bermitra dengan CV Dian Mandiri meresmikan pembukaan DAIKIN Proshop Showroom terbarunya di…

Hari Kartini, Pegiat Lingkungan Lakukan Aksi Bersih Sungai

NERACA Kuningan - Salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Sejumlah relawan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih aliran sungai di Jalan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Kolaborasi FiberStar-BDDC Optimalisasi Sektor Keuangan di Era Digital

NERACA Jakarta - Perkembangan dan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Melihat peluang dan tantangan yang ada perusahaan layanan telekomunikasi berbasis…

Pertegas Ekspansi, DAIKIN Proshop Showroom Terbaru Hadir di Bali

NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) bermitra dengan CV Dian Mandiri meresmikan pembukaan DAIKIN Proshop Showroom terbarunya di…

Hari Kartini, Pegiat Lingkungan Lakukan Aksi Bersih Sungai

NERACA Kuningan - Salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Sejumlah relawan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih aliran sungai di Jalan…