Mengalami kenaikan harga saham dan aktivitas di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA), perdagangan saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) masuk dalam pengawasan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Irvan Susandy, Kadiv Pengawasan Transaksi BEI menyebutkan bahwa informasi terakhir yang disampaikan emiten tersebut pada 17 April 2017 soal penyampaian materi paparan publik. Investor diminta memperhatikan jawaban perusahaan atas permintaan konfirmasi bursa dan mengkaji kembali rencana aksi korporasi perseroan yang belum mendapatkan persetujuan RUPS.

Harga saham KAEF pada 11 April 2017 masih berada di level Rp1.635 per lembar dan ditutup di level Rp2.460 per lembar pada Jumat 21 April 2017. Sebagai informasi, PT Kimia Farma Tbk bakal mengejar penyelesaian sejumlah pabrik bahan baku obat (BBO) tahun ini. Pabrik tersebut merupakan hasil kerjasama perusahaan farmasi asal Korea Selatan, Sungwun Pharmacopia. Pabrik BBO yang berada di kawasan industri Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat ini menelan nilai investasi Rp 132 miliar.

Pembangunannya sendiri dilakukan secara bertahap di atas lahan seluas 6 hektar (ha) dengan tahap awal pembangunan 5.000 meter persegi. Tahun 2017, Kimia Farma menargetkan penjualan sekitar Rp 7 triliun atau meningkat 13% dibandingkan dengan perkiraan realisasi Rp6,2 triliun pada 2016. Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rosman pernah bilang, perseroan berharap penjualan dapat mencapai lebih dari target itu.