Berkah 1.500 Cahaya dari Samsung - Kini Kehidupan Warga Lanny Jaya Bisa Lebih Produktif

Gaung pemerintah soal pesatnya era kemajuan digital saat ini, belum dirasakan penuh oleh masyarakat Indonesia seluruhnya. Jangankan berbicara soal pemanfaatan digital, soal aliran listrik saja yang menjadi bagian kebutuhan hidup masyarakat hinga saat ini masih ada yang belum mendapatkan aksesnya. Sungguh sangat ironis, 71 tahun bangsa Indonesia merdeka masih saja ada rakyatnya yang belum teraliri listrik. Menurut Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dari 174 desa mandiri terdapat 2.837 kepala keluarga (KK) belum teraliri listrik, dari 3.608 desa maju terdapat 42.184 KK belum teraliri listrik, dari 22.882 desa berkembang terdapat 409.266 KK belum teraliri listrik, dari 33.592 desa tertinggal terdapat 1.222.828 KK belum teraliri listri, dari 13.453 desa sangat tertinggal terdapat 1.026.886 KK belum teraliri listrik.

Ketersediaan listrik menjadi bagian penting faktor pendorong daya ekonomi masyarakat bahkan ke pulau-pulau yang sulit terjangkau. Selama ini kebutuhan listrik di daerah kepulauan masih sangat kekurangan, baik kebutuhan rumah tangga maupun industri. Seperti di ketahui, desa-desa di Indonesia yang belum memperoleh akses listrik dari jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagian besar tersebar di kawasan Indonesia Timur. Apalagi kawasannya juga ketertinggalan dan kesulitan akses. Ya, persoalan infrastruktur dan keterbatasan akses menjadi hambatan sulitnya masyarakat mendapatkan aliran listrik.

Tentunya saja ini menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah karena keberadaan listrik adalah salah satu indikator penting untuk mengukur kemajuan sebuah kabupaten maupun desa. Bagaimanapun juga masyarakat yang belum teraliri listrik tak bisa belajar dengan maksimal, kesulitan mendapat akses informasi, dan tak dapat menikmati perkembangan teknologi. Menyadari persoalan listrik tidak hanya mengandalkan tanggung jawab pemerintah, PT Samsung Electronics Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan ikut berperan membuka akses masyarakat mendapatkan aliran listrik, khususnya masyarakat Lanny Jaya Papua melalui program 1.500 cahaya Lanny Jaya, Papua. Program yang didukung oleh Samsung Electronics Co. Ltd ini merupakan sebuah program donasi lentera tenaga surya untuk masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik dan penerangan di Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

Disebutkan, lentera tenaga surya yang ramah lingkungan dan mudah digunakan ini diberikan dalam rangka mendukung hari Bumi 2017 yang diperingati setiap tanggal 22 April, untuk memberikan kehidupan yang lebih bahagia dan produktif bagi warga Lanny Jaya.”Berkomitmen membawa kebahagiaan untuk masyarakat Indonesia, kali ini kami memberikan 1.500 lentera tenaga surya bagi warga Lanny Jaya, Papua yang belum mendapatkan akses listrik secara merata dan hanya hidup dengan api unggun di malam hari,”kata Kanghyun Lee, Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Electronics Indonesia.  

Dia menjelaskan, lentera tenaga surya yang di berikan perseroan mudah digunakan, tidak memerlukan listrik maupun pemeliharaan yang rumit sehingga dapat mendukung produktivitas di malam hari serta interaksi antar anggota keluarga yang lebih berkualitas. Diharapkan melalui donasi 1.500 lentera tenaga surya ini, masyarakat Lanny Jaya bisa meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik dari berbagai aspek, baik itu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

Kualitas Kehidupan

Apalagi, kata Kanghyun Lee, komitmen untuk meningkatkan kualitas kehidupan merupakan tekad dan perhatian utama Samsung dalam membangun komunitas di mana pun Samsung berada. “Kedepannya, Samsung Electronics Indonesia akan aktif memberikan bantuan donasi lentera tenaga surya bagi daerah di Indonesia yang belum mendapatkan aliran listrik,”ujar Kanghyun Lee.

Sementara Sendius Wonda, Plt Bupati Kabupaten Lanny Jaya menyambut baik donasi 1.500 lentera tenaga surya ini yang telah di distribusikan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan penerangan. “Kami sangat senang menerima donasi lentera tenaga surya ini, yang sangat tepat dengan kebutuhan masyarakat Lanny Jaya Papua. 1.500 lentera tenaga surya tersebut telah kami distribusikan ke beberapa distrik di Lanny Jaya, dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi penerangan dari distrik masing-masing yaitu Tiom, Malagaineri, Mokoni, Bokon, Indawa, Wiringgambut dan Pirime,”tuturnya.

Kata Sendius, daerah-daerah tersebut sama sekali belum memiliki akses terhadap listrik dan penerangan. Kini dengan memanfaatkan lentera tenaga surya pemberian Samsung, anak-anak dapat belajar di malam hari dan warga perempuan dapat menghasilkan lebih banyak tenunan dalam satu hari. Tenunan yang dibuat warga Lanny Jaya tersebut digunakan sebagai tambahan penghasilan untuk mendukung kebutuhan hidup sehari-hari.

Diceritakan Sendius, saat matahari tenggelam, tidak banyak yang bisa dilakukan warga Lanny Jaya. Dengan segala keterbatasan listrik, penduduk harus mengakhiri aktivitasnya pada sore hari.  Jika para remaja dan anak-anak di kota besar biasa menghabiskan waktu malam hari untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau PR, berbeda halnya di Lanny Jaya.”Mungkin di Jawa dan Jakarta, teknologi sudah maju. Tapi di luar Jawa, contohnya di Lanny Jaya, sangat butuh pertolongan terutama penerangan,"ujarnya.
Dia menuturkan, karena penerangan sangat minim, penduduk di Lanny Jaya biasanya sudah tidur pada pukul 8 malam. Begitu pula dengan anak-anak sekolah, setelah gelap, mereka tidak bisa lagi mengulang pelajaran atau mengerjakan PR.”Guru-guru di Lanny Jaya sudah tahu bagaimana kondisi rumah pada malam hari. Jadi, tidak pernah kasih PR untuk anak-anak,"ungkapnya.

Maka dengan hadirnya, lentera tenaga surya yang merupakan donasi dari Samsung bisa membawa kehidupan warga lebih baik lagi, khususnya pada malam hari."Satu lampu sudah cukup untuk satu Honai atau rumah Papua. Hari ini mereka bisa tidur di atas jam 10, untuk belajar," kata Sendius

Sesuai namanya, lentera ini cukup dipaparkan pada matahari secara langsung selama sepuluh jam untuk mendapatkan energi penuh dan memberikan penerangan selama dua belas jam. Ada tiga moda pencahayaan yang dapat dipilih, yaitu terang, sangat terang, dan berkedip, sehingga bisa disesuaikan kebutuhan pemakai. Lentera ini juga dapat dilipat dan mudah disimpan, bisa digantungkan atau dibawa sambil berjalan, sehingga juga mendukung mobilitas di malam hari.

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…