Sektor Riil - Pemerintah Yakin Industri Pengolahan Tumbuh 5,4% di 2017

NERACA

Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis industri pengolahan non-migas diproyeksikan tumbuh di kisaran 5,2-5,4 persen dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,4 persen pada tahun 2017. Apalagi, pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi industri yang kondusif serta kemudahan berusaha melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan.

“Terutama dengan adanya penurunan harga gas industri dan harga komoditas mulai bangkit,” tuturnya di Surabaya, Jawa Timur, sebagaimana disalin dari siaran resmi, kemarin. Bahkan, berdasarkan International Yearbook of Industrial Statistic 2016 yang diterbitkan oleh UNIDO, nilai tambah industri manufaktur di dunia pada tahun 2016 mencapai USD 11 triliun. Dari nilai total tersebut, 78,46 persen di antaranya merupakan kontribusi dari 15 negara teratas. “Kita patut bangga bahwa Indonesia termasuk dalam 10 besar negara manufaktur di dunia berdasarkan nilai tambah yang diciptakan dari sektor manufaktur. Capaian ini mampu melampaui negara industri lainnya seperti Inggris, Rusia dan Kanada,” ungkapnya.

Pada tahun 2016, kinerja industri pengolahan mampu tumbuh sebesar 4,29 persen, sementara pertumbuhan industri pengolahan non-migas mencapai 4,42 persen. “Industri merupakan sektor penyumbang tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 0,92 persen,” ujarnya.

Airlangga menambahkan, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total PDB pada tahun 2016 sebesar 20,51 persen, yang terdiri dari industri pengolahan non-migas sebesar 18,20 persen dan industri pengolahan batubara dan pengilangan migas sebesar 2,31 persen.

“Nilai tambah yang diciptakan sektor industri tidak hanya berasal dari proses produksi, tetapi juga mencakup seluruh aktivitas jasa yang terkait sampai dengan produk tersebut sampai kepada konsumen,” paparnya. Untuk itu, kontribusi sektor industri termasuk seluruh jasa-jasa terkait mencapai 31,3 persen pada tahun 2016.

Pertumbuhan industri pengolahan ini ditopang oleh peran masing-masing subsektor industri. Tercatat, ada empat subsektor industri yang memiliki kontribusi terbesar, yaitu Industri Makanan dan Minuman (32,84 persen), Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik (10,71 persen), Industri Alat Angkutan (10,47 persen), serta Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional (9,86 persen).

Sebelumnya, pemerintah menargetkan realisasi penanaman modal di dalam negeri mampu menopang pertumbuhan ekonomi tahun 2017. Diharapkan, separuh investasi berasal dari kontribusi sektor industri. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian mendorong percepatan dan memfasilitasi insentif bagi pelaku manufaktur yang ingin memperluas usahanya.

“Bapak Presiden Joko Widodo meminta kami melihat driver utama apa yang mampu meningkatkan laju perekonomian di tahun ini. Setelah pada 2016, salah satunya melalui tax amnesty untuk pendapatan negara,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tahun 2017 di Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2).

Menperin menegaskan, investasi menjadi harapan besar untuk mendongkrak PDB nasional tahun 2017 yang ditargetkan tumbuh sekitar 5,1-5,4 persen. “Agar ekonomi kita bisa mencapai 5,6 persen, butuh investasi Rp800 Triliun. Dari total investasi, 50 persennya akan disumbang dari sektor industri,” ujarnya. Berdasarkan catatan BKPM, target investasi tahun 2017 sebesar Rp678 Triliun dan tahun 2018 sebesar Rp863 Triliun. “Agar ekonomi kita bisa mencapai 5,6 persen, butuh investasi Rp800 Triliun,” lanjutnya.

Guna menarik investasi sektor industri di Indonesia, Airlangga mengungkapkan, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan deregulasi, menerbitkan paket kebijakan ekonomi, pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan industri serta pemberian insentif fiskal berupa tax allowance dan tax holiday. “Beberapa pelaku industri telah menyatakan minat investasinya tahun ini kepada kami seperti sektor agro, kimia dan logam,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, mulai tahun 2017-2020 sudah ada 89 proyek investasi dengan nilai mencapai Rp527,5 Triliun dan ditargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 544 ribu orang. Pada tahun 2016, nilai investasi PMDN sektor industri mencapai Rp106,78 Triliun atau tumbuh 19,92 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp89,04 Triliun. “Investasi sektor industri tersebut memberikan kontribusi 49,38 persen dari total investasi PMDN tahun 2016 sebesar Rp 216,23 Triliun,” ungkap Airlangga.

Sedangkan, untuk nilai investasi PMA, sektor industri tahun 2016 memberikan sumbangan sebesar USD16,68 Miliar atau meningkat 41,86 persen dibandingkan tahun 2015 yang mencapai USD11,76 Miliar. Investasi PMA ini memberikan kontribusi 57,61 persen dari total investasi PMA tahun 2016 sebesar USD28,96 Miliar. “Kami optimis investasi tahun ini akan meningkat karena adanya penurunan harga gas bagi industri,” tegasnya.

Menperin menyampaikan, beberapa kawasan industri di Tanah Air telah siap diisi oleh investor dan didukung dengan fasilitas penunjang seperti pelabuhan dan infrastruktur lainnya.

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…