Penderita Kanker Serviks di Indonesia Semakin Banyak

Di antara semua jenis kanker, kanker serviks dan kanker payudara menjadi penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Data prevalensi ini didapatkan berdasarkan data Riskesdas 2013.Berdasar data tersebut, prevalensi penderita kanker serviks mencapai 0,8 persen dan kanker payudara sebesar 0,5 persen.

Mengutip data dari laman Depkes.go.id, prevalensi penderita kanker serviks tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan Yogyakarta. Di provinsi tersebut, prevalensinya mencapai 1,5 persen.

Namun berdasarkan perkiraan jumlah penderita, Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah memiliki jumlah penderita terbanyak di tahun 2013. Jumlah penderita kanker serviks di Provinsi Jawa Timur mencapai 21.313 orang. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah yang tercatat mencapai 19.734 orang. Sedangkan jumlah keseluruhan penderita kanker serviks di Indonesia adalah 98.692 orang.

Angka ini jauh terbilang sangat tinggi dibandingkan dengan jumlah di Jakarta. Angka penderita kanker serviks di Jakarta pada 2013 adalah 5.919 orang.

Namun data dari Instalasi Deteksi Dini dan Promosi Kesehatan RS Kanker Dharmais yang dimuat dalam laman Depkes mengungkapkan bahwa angka kasus baru di 2013 mencapai 356. Sedangkan angka kematian akibat kanker serviks ini mencapai 65 orang.

Secara nasional, prevalensi penyakit kanker pada penduduk Indonesia di semua umur pada 2013 mencapai 1,4 persen atau 347.792 orang. Sedangkan jumlah tertingginya berada di Provinsi DI Yogyakarta dengan angka prevalensi mencapai 4,1 persen.

Sedangkan jumlah penderita kanker terbanyak adalah penduduk di Provinsi Jawa Tengah (68.638 orang) dan Jawa Timur (61.230 orang).

Kemenkes sendiri menggaungkan upaya pencegahan kanker dengan sistem Cerdik. Cerdik merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stres.

Kanker serviks menyerang bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim. Yang diserang adalah pintu masuk ke daerah rahim, bagian sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.

Adapun penyebabnya adalah Human Papilloma Virus (HPV) yang mudah berpindah dan menyebar. Salah satunya lewat hubungan seksual.

Seperti dilansir dari Yayasan Peduli Kanker Serviks, ada lima aktivitas yang harus diwaspadai karena dianggap dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker serviks.

1. Berganti pasangan saat berhubungan seks

Setiap wanita yang aktif berhubungan seksual memiliki risiko terkena kanker serviks. Namun, risiko akan menjadi lebih tinggi ketika wanita kerap berganti pasangan saat berhubungan seks.

2. Hubungan seksual di usia dini

Risiko tinggi juga akan bayangi mereka yang melakukan hubungan seks di umur terlalu dini (sebelum umur 16 tahun) tanpa menggunakan pelindung.  Repotnya, di Indonesia, tradisi untuk menikahkan anak di usia dini masih sangat kuat di beberapa daerah.

3. Merokok, aktif maupun pasif

Wanita perokok berisiko terkena kanker serviks dua kali lipat. Rokok menyebabkan kemampuan alami tubuh menurun dalam melawan infeksi HPV.

Asap rokok memiliki lebih dari empat ribu bahan kimia, termasuk karbonmonoksida, nikotin dan tar. Racun juga terkandung dalam asap rokok yang sifatnya genotoxic, merusak sel DNA yang bisa mengakibatkan mutasi dalam sel secara tak terkendali dan menyebabkan kanker bagi mereka perokok pasif.

4. Kondisi tubuh menurun

Yang harus diwaspadai adalah saat kondisi kekebalan tubuh sedang menurun. Misalnya, saat menjalani transplantasi ginjal. Pada saat itu, akselerasi pertumbuhan kanker dari nonivasif bisa menjadi menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas) bisa sangat cepat.

5. Melahirkan banyak anak

Semakin sering seorang wanita melahirkan, risiko terkena kanker serviks pun semakin tinggi. Wanita yang melahirkan tiga orang anak memiliki risiko tiga kali lebih tinggi dibanding mereka yang belum pernah melahirkan sama sekali. Perubahan hormon saat hamil yang membuat leher rahim rentan terserang HPV.

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…