KABUPATEN SUKABUMI
Warga Rambay Hidup Dalam Keterbatasan Akses Pembangunan
NERACA
Sukabumi - Warga di Kampung Cirengrang, Kedusunan Cimanggu, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hidup dalam keterbatasan akses pembangunan selama 23 tahun. Bahkan, di kampung tersebut, masih banyak warga belum menikmati aliran listrik.
Pemerintah Desa (Pemdes) setempat mengaku sudah berupaya mengajukan pemerataan pembangunan melalui Musyawarag Rencana Pembangunan Desa (Musrendes), Musyawarah Rencana Pembanguna Kecamatan (Musrencam) dan Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Musrenda).
“Mungkin daerah kami belum saatnya mendapatkan pemerataan pembangunan. Kami optimis, suatu waktu akan mendapatkan program pemerataan pembangunan,” jelas Kepala Desa Rambay, Suryadi, kepada Neraca, Rabu (12/4).
Ia mengatakan, sarana pendidikan, kesehatan di desa itu belum memadai. Hanya ada satu sekolah tingkat dasar, dan Pustu. Bahkan, sarana air bersih pun belum ada.“Selama 50 tahun, warga menggunakan air dari sungai untuk kebutuhan MCK. Sekarang sungai itu mulai tercemar. Memang ada mata air di sekitar kampung itu, jaraknya sekitar 2,5 Km. Kami sangat membutuhkan pipa agar air itu bisa dipergunakan warga,” jelas dia.
Soal sekolah, sebut dia, hanya memiliki satu ruang kelas saja, dengan jumlah siswa sebanyak Sembilan orang anak. “Bahkan Masjid digunakan sebagai pusat Posyandu. Untuk berobat ke Puskesmas, warga harus menempuh jarak kurang lebih 31 Km,” sambung dia.
Selain itu, tambahnya, akses infrastruktur ke lokasi tersebut, sangat buruk.“Tidak ada kendaraan roda empat atau lebih yang mau masuk ke perkampungan itu. Warga di sana seperti terisolasi,” katanya.
Sementara tokoh pemuda setempat, Gilang menyebutkan, perlu kepedulian semua pihak untuk membangun perkampungan tersebut. Selain mengandalkan program pembangunan dari Pemda, Pemprov Jabar juga harus peduli.“Demikian halnya pusat. Sebab kalau tidak segera mendapatkan perbaikan akses pembangunan, maka warga yang kebanyakan petani tidak akan pernah merasakan hasil keringatnya sendiri,” paparnya.
Akibat buruknya infrastruktur, ujar dia menambahkan, harga hasil bumi dan biaya transportasi tidak sebanding.“Tak terbayangkan. Untuk biaya angkut satu zak pupuk petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 50 ribu. Ini sangat berbanding lurus nawa cita presiden,” ucapnya. Ron
NERACA Jakarta – Di tangan nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dari Banjarmasin, rumput purun disulap menjadi berbagai macam produk…
NERACA Cianjur - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawab Barat, memberikan bantuan untuk petani di seluruh wilayah Cianjur agar produksi pertanian meningkat…
NERACA Kabupaten Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) mendorong UMKM…
NERACA Jakarta – Di tangan nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dari Banjarmasin, rumput purun disulap menjadi berbagai macam produk…
NERACA Cianjur - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawab Barat, memberikan bantuan untuk petani di seluruh wilayah Cianjur agar produksi pertanian meningkat…
NERACA Kabupaten Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) mendorong UMKM…