Moral Pegawai Bank

Di tengah kondisi ekonomi nasional sedang memprihatinkan saat ini, kita terkejut mendengar kabar dua bank BUMN, BTN dan Mandiri, kebobolan hingga ratusan miliar rupiah oleh sindikat pembobol bank bekerja sama dengan orang dalam. Kasus pembobolan dana milik nasabah dan bank itu dengan modus menerbitkan bilyet deposito palsu, dan penyaluran kredit fiktif.  Ini tentu sangat memalukan bagi citra dunia perbankan nasional di mata masyarakat.

Bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, sekarang sudah bukan lagi sekedar kumpulan modal dari masyarakat, melainkan sebuah kumpulan kepercayaan yang dimandatkan oleh pemilik modal  kepada pengelola modal yaitu lembaga perbankan. Publik secara sadar “menitipkan” modal kepercayaan berupa dana untuk dikelola dengan baik. Sebagai imbalan, pemilik modal akan mendapat imbal hasil berupa pendapatan bunga. Munculnya kasus pembobolan tersebut, membuktikan bahwa masih ada sebagian mental pegawai bank (orang dalam) yang goyah mentalnya, karena tergoda iming-iming mendapatkan bagi hasil dari tindak kejahatan.

Jelas, perbuatan oknum orang dalam ini merupakan penyalahgunaan kepercayaan masyarakat, yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri. Sikap ini mencoreng  perbankan, karena telah merugikan secara materiil maupun immaterial. Kerugian material dapat dirasakan oleh pemilik modal karena kehilangan sebagian atau bahkan seluruh dana yang mereka simpan di bank. Dana yang mereka harapkan dapat berkembang dari perolehan imbal hasil hilang begitu saja karena kenakalan dari oknum dalam perbankan.

Sedangkan kerugian immaterial berpengaruh pada nama baik atau reputasi dari bank yang bersangkutan. Langsung maupun tidak langsung kasus pembobolan yang dilakukan orang dalam bank akan mempengaruhi nama baik dan reputasi suatu bank  Dampak yang lebih luas akan menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Krisis kepercayaan masyarakat bisa mempunyai efek domino pada terjadinya rush (pengambilan dana nasabah secara besar-besaran) yang bila tidak segera diatasi akan berakibat pada likuiditas perbankan.

Bagaimanapun, nasabah dan bank merupakan dua sisi mata uang yang hanya terpisah oleh dinding yang sangat tipis. Dalam artian mereka saling membutuhkan dan saling bersinergi. Agar tidak ada pihak yang saling dirugikan dalam kasus penyelewengan dana nasabah baik perbankan maupun nasabah hendaklah saling membentengi diri.

Karena itu, mau tidak mau kalangan perbankan perlu melakukan langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini terhadap kerawanan pembobolan. Langkah awal adalah membangun mentalitas pegawai melalui pembinaan-pembinaan kerohanian keagamaan di lingkungan kerja. Pembinaan mental ini bertujuan agar mentalitas para karyawan itu tidak mudah rapuh dan selalu ingat dan takut kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kedua, mengoptimalkan tugas dan fungsi dari kontrol internal sehingga dapat meminimalkan terjadinya fraud (kecurangan) yang berasal dari dalam perbankan. Optimalisasi dari kontrol internal dapat dipakai pula sebagai early warning system agar tidak terulang kembali kasus yang sama di kemudian hari.

Ketiga, menanamkan sense of belonging atau sikap memiliki perusahaan kepada pegawai. Sehingga pegawai pun merasakan keprihatinan dan muncul rasa empati bila perusahaan yang mereka kelola dirusak oleh segelintir orang yang egois dan memanfaatkan moral hazard untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi merugikan orang lain.

Keempat, menanamkan sikap prudential banking (sikap hati-hati) ketika melakukan tugas keseharian yang berhubungan dengan transaksi dana nasabah. Sikap kewaspadaan tinggi ini bisa diwujudkan dengan berpedoman pada standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Dengan selalu berpegang pada SOP dapat mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Juga dapat meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.

Kelima, menerapkan Know Your Customer Principle (prinsip mengenal nasabah). Prinsip ini penting agar terhindarkan dari tindak kejahatan perbankan seperti pencucian uang (money laundering), pemalsuan dokumen. Keenam, penegakan hukum dengan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku untuk memberikan efek jera. Karena tindakan yang telah mereka lakukan telah menjadi blunder dan mencoreng reputasi serta nama baik perbankan nasional yang merupakan soko guru perekonomian nasional. Ketujuh, melakukan konsolidasi internal bagi bank BUMN yang terkena kasus ini dengan melakukan perbaikan-perbaikan dan evaluasi secara menyeluruh dengan tujuan agar kasus seperti ini tidak terulang kembali.

Yang penting lagi, manajemen bank harus melakukan rotasi pegawai secara rutin apakah setahun sekali atau 3 tahun sekali untuk menghindari pegawai bank terjebak pada conflict of interest terhadap rutinitas pekerjaannya.

Tidak hanya itu. Nasabah juga perlu aktif berkomunikasi dan membangun sikap peduli terhadap seluruh rekening yang disimpan di bank, sehingga ketika ada transaksi yang mencurigakan akan dengan cepat diketahui. Artinya, nasabah jangan bersikap “masa bodoh” yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.

Ke depan, para pemilik dana sudah saatnya membentuk mindset dengan menghindari jebakan bunga tinggi dengan harapan akan mendapatkan imbal hasil yang tinggi tanpa memperhatikan risiko yang akan timbul di kemudian hari. Nasabah perlu dan wajib meningkatkan kewaspadaannya lebih tinggi terhadap informasi yang diberikan olah pegawai bank. Semoga!

BERITA TERKAIT

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…

Modernisasi Pertanian

Sektor pertanian di dalam negeri memiliki peranan yang vital dalam perekonomian domestik. Sektor pertanian menjadi sektor yang strategis menyediakan bahan…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…

Modernisasi Pertanian

Sektor pertanian di dalam negeri memiliki peranan yang vital dalam perekonomian domestik. Sektor pertanian menjadi sektor yang strategis menyediakan bahan…