Kemkominfo Bakal Data Aplikasi yang Beroperasi di Indonesia

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Samuel A Pangerapan mengatakan pihaknya akan mendata aplikasi yang beroperasi di Indonesia baik dari dalam mapun luar negeri."Data itu merupakan salah satu target saya tahun ini," katanya di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mengetahui data jumlah seluruh aplikasi yang beroperasi di Indonesia. Pihaknya baru mendapatkan laporan jumlah aplikasi untuk fintech. "Aplikasi fintech jumlahnya 160 pada 2016, itu yang beroperasi di Indonesia," katanya.

Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan asosiasi-asosiasi terkait aplikasi yang ada seperti untuk asosiasi e-commerce (IdEA). "Namun tidak melulu di asosiasi, kan ada juga yang tidak ikut asosiasi," katanya.

Ia mengharapkan dengan pendataan tersebut dapat memperoleh peta yang aplikasi nasional sehingga dapat digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi digital.

Sementara itu ia mengatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia berkembang dengan baik. Aplikasi dari Indonesia seperti Go-Jek, menurut dia, kini telah mendapatkan perhatian dunia.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pernah mengungkapkan  kalau pemerintah daerah bisa memanfaatkan data pribadi yang tersimpan pada layanan transportasi online tersebut. Kebijakan ini biasa disebut dengan istilah data mining

Hal ini sebenarnya bukan hal yang baru, karena kebijakan ini telah dilakukan di negara lain, salah satunya adalah kota Moskow, Rusia. Para pengendara taksi Uber di Moskow harus memberikan data perjalanan kepada pemerintah setempat.

"Data ini, akan berdampak sangat positif bagi peningkatan pelayanan masyarakat. Terlebih data yang tersimpan di aplikasi tersebut sangat komplet. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah seharunya bisa meminda data tersebut. Dan selanjutnya, data ini pun dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan berbagai kebijakan pemerintah di daerah," ujarnya.

Sementara itu dalam Terms of Use (ToS) aplikasi Go-Jek pun sudah mengatur terkait data pribadi para penggunanya. Dalam poin 2.12 disebutkan bahwa para pengguna Go-Jek telah memberikan hak kepada pihak GoJek untuk bisa menggunakan data pribadi tersebut kepada Penyedia Layanan. Dan tak menutup kemungkinan pemerintah pun masuk dalam kategori Penyedia Layanan dalam ToS ini.

Sedangkan menurut Danny Wirianto dari GDP Venture,  memproyeksikan tren industri mobile di Indonesia diprediksi bakal bergeser di tahun 2017. Jika sebelumnya berkutat pada platform ride-sharing dan e-commerce, ke depan akan mengarah kepada tiga sektor baru.

Menurut Danny, setidaknya ada tiga jenis aplikasi mobile dan layanan digital yang akan menjamur di Tanah Air. Pertama adalah aplikasi yang menyasar pasar tersegmentasi alias niche market. "Kalau diperhatiin, e-commerce dan ride-sharing sudah tumbuh. Selanjutnya pengembang aplikasi bakal lebih menyasar ke pasar khusus, misalnya khusus laki-laki, anak, perempuan," kata dia.

Danny mengatakan bahwa niche market memang cakupannya lebih kecil, tetapi fungsi dari aplikasi jenis itu bakal fokus. Dengan begitu, pasarnya pun akan lebih loyal menggunakan layanan karena merasa benar-benar terbantu.

Jenis yang kedua adalah aplikasi berbasis teknologi GPS dan real-time. Menurut Danny, layanan seperti itu posisinya kuat untuk disajikan ke konsumen dan perusahaan. "Perusahaan bisa mendapatkan informasi akurat dan related soal lokasi yang berguna untuk pengembangan bisnisnya. Akan banyak bermunculan bisnis-bisnis digital yang menawarkan solusi aerial," paparnya.

Terakhir, Danny percaya aplikasi dan layanan yang menyediakan akses ke big data akan digandrungi sepanjang 2017. Pasalnya, di era internet seperti sekarang, masyarakat secara sukarela membagi data personalnya.

Data itu tersebar di mana-mana dan belum terstruktur rapi. Perusahaan yang menghimpun big data dengan algoritma spesifik dan rapi diperkirakan bakal mendominasi tren industri digital tahun ini. "Big data akan semakin booming. Sekarang kebanyakan data tersebar tapi nggak bisa di-manage. Di lain sisi, banyak pihak yang berkepentingan dengan data," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…