Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri semen berperan sebagai penunjang utama dalam percepatan pelaksanaan proyek infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah. Contohnya pembangunan infrastruktur logistik seperti jalan, pelabuhan, jembatan, dan bandara. “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk meningkatkan penggunaan produk semen dalam negeri,” tuturnya.

Sejauh ini, terdapat 16 perusahaan industri semen terintegrasi yang memiliki fasilitas penggilingan dan pengemasan, di mana 14 perusahaan bergabung dalam Asosiasi Semen Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, terdapat tiga produsen lain yang belum dilengkapi dengan fasilitas produksi klinker.

Kapasitas produksi semen secara nasional tahun 2016 sebesar 95,5 juta ton dan diperkirakan mencapai 102,1 juta ton tahun 2017. Pada 2016, kebutuhan domestik semen sebanyak 62 juta ton dan untuk ekspor sekitar 1,5 juta ton. “Kami terus dorong agar industri semen nasional memperluas pasar ekspor karena masih sangat potensial. Misalnya ke Australia dan beberapa negara Asia lainnya,” jelas Airlangga.

Dia juga berkomitmen menjaga iklim usaha dan kepastian investasi di dalam negeri terutama untuk sektor manufaktur strategis seperti industri semen.

Airlangga menuturkan beroperasinya pabrik-pabrik semen di dalam negeri akan merealisasikan berbagai program pemerintah dalam pemerataan pembangunan dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Tanah Air.  Salah satunya pembangunan fasilitas produksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Rembang, Jawa Tengah.

Dia menjelaskan, kepastian investasi pembangunan industri strategis seperti pabrik semen perlu dijaga keberlanjutannya karena membawa efek berganda bagi perekonomian daerah dan nasional, antara lain penyerapan tenaga kerja, sehingga mengurangi pengangguran. "Penumbuhan industri kecil berbasis semen yang bisa dikembangkan untuk masyarakat Rembang dan sekitarnya,” kata Airlangga. (iwan)