NERACA
Jakarta – Buntut dari anjloknya harga komoditas tahun lalu menyebabkan laju bisnis PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) juga ikut terkoreksi, sehingga target yang dicanangkan awal tahun tidak tercapai. "Tahun lalu adalah periode yang berat bagi para pelaku industri pertambangan minyak, seperti Ancora Resources. Maklum, harga minyak dunia tahun lalu sempat jeblok di bawah US$50 per barel dan kondisi ini sangat mempengaruhi pendapatan Ancora, yang mengandalkan bisnis pengeboran minyak dan perawatan sumur minyak," kata Direktur Utama Ancora Indonesia, Charles D. Gobel di Jakarta, kemarin.
Seiring mulai membaiknya harga minyak, perusahaan menargetkan pendapatan yang bisa diraih tumbuh hingga 10% pada tahun ini. “Meski mematok pertumbuhan positif, kami tidak akan ekspansi besar-besaran pada tahun ini. Justru perusahaan ini bakal memaksimalkan utilitas dari pabrik serta dari rig pengeboran yang ada," papar Charles.
Sedangkan belanja modal yang disiapkan perseroan, lanjut Charles, hanya US$1 juta sampai dengan US$2 juta pada tahun ini. “Tidak ada rencana besar tahun ini, cuma peremajaan mesin dan peningkatan utilitas," ujarnya. (bani)
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…
NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…
NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…