Tren Mobile Banking Turunkan Kejahatan ATM

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Tren penggunaan mobile banking yang terus meningkat, menempatkan pertahanan infrastruktur TI dari lembaga keuangan lebih berisiko terkena serangan siber. Hal ini juga menyebabkan lembaga keuangan terus berada di bawah tekanan sehingga dituntut untuk lebih meningkatkan sistem keamanan mereka. Selain itu, nasabah juga memainkan peranan penting dalam hal pelaporan insiden keamanan, dimana 24% lembaga keuangan mengatakan bahwa beberapa ancaman yang mereka hadapi di tahun 2016 diidentifikasi dan dilaporkan kepada mereka oleh nasabah.

Menurut penelitian dari Kaspersky Lab dan B2B International mengenai Financial Institutions Security Risk yang dikutip dalam keterangannya, akhir pekan kemarin menyampaikan bahwa investasi keamanan menjadi prioritas utama bagi perbankan dan lembaga keuangan. Konsekuensi yang mereka terima dari serangan siber, baik kepada infrastruktur serta nasabah, menyebabkan perbankan harus mengeluarkan dana tiga kali lebih besar untuk keamanan TI jika dibandingkan dengan lembaga non-keuangan. Selain itu, 64% dari perbankan mengakui bahwa mereka akan berinvestasi untuk meningkatkan keamanan TI, terlepas dari laba atas investasi (ROI), dalam rangka memenuhi tuntutan yang terus meningkat dari regulator pemerintah, pimpinan manajemen serta pelanggan mereka.

Meskipun perbankan telah mengalokasikan anggaran serta upaya yang serius demi menjaga perimeter mereka dari ancaman siber, baik yang dikenal maupun tidak dikenal, kenyataannya memberikan perlindungan bagi luasnya infrastruktur TI yang sekarang ada - tradisional ke khusus, ATM dan Point-of-Sale terminal - terbukti sangat sulit. Lanskap ancaman yang luas dan selalu berubah, ditambah tantangan untuk memperbaiki kebiasaan nasabah supaya berprilaku aman, memberikan berbagai macam kerentanan bagi pelaku kejahatan siber untuk mereka eksploitasi.

Laporan ini juga menyoroti tentang bermunculannya risiko yang berkaitan dengan mobile banking sebagai sebuah tren yang mengekspos perbankan terhadap ancaman siber terbaru. 42% perbankan memprediksi bahwa mayoritas nasabah mereka akan menggunakan mobile banking dalam jangka waktu tiga tahun, namun perbankan juga mengakui bahwa nasabah terkadang terlalu ceroboh dalam perilaku online mereka. Mayoritas perbankan yang disurvei mengakui (46%) bahwa nasabah mereka sering diserang aksi kejahatan phishing, dimana 70% perbankan juga melaporkan insiden penipuan keuangan sebagai akibatnya, sehingga menyebabkan kerugian keuangan.

Peningkatan serangan phishing dan rekayasa sosial terhadap nasabah membuat perbankan menilai kembali upaya keamanan mereka di area ini. 61% responden melihat bahwa dengan meningkatkan keamanan dari aplikasi dan situs web yang digunakan oleh nasabah mereka sebagai salah satu prioritas keamanan utama, diikuti oleh pelaksanaan otentikasi yang lebih kompleks dan verifikasi rincian log-in (prioritas utama bagi 52% responden).

Meskipun nasabah rentan terhadap trik phishing dan alat-alat yang menargetkan mereka, perbankan masih lebih mengkhawatirkan tentang 'musuh lama' yang lain yaitu serangan yang ditargetkan. Perbankan memiliki alasan kuat untuk merasa khawatir - metode serangan yang ditargetkan menjadi semakin umum digunakan.

Pengalaman menghadapi insiden-insiden keamanan ini menunjukkan kepada kita semua bahwa investasi keamanan di industri keuangan dalam banyak kasus sangat layak - perbankan melaporkan insiden keamanan secara signifikan lebih sedikit dibandingkan perusahaan dengan ukuran yang sama di industri lain - dengan pengecualian untuk serangan yang ditargetkan dan malware. Pendeteksian aktivitas tidak normal, dan berpotensi berbahaya, mengkombinasikan penggunaan peralatan resmi dengan filess malware, membutuhkan kombinasi solusi anti-target yang canggih serta intelijen keamanan yang luas. Namun, masih saja ada 59% perbankan belum merangkul pihak ketiga yang ahli dalam bidang ancaman siber.

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…