Petrochina Alirkan Gas Untuk Memasok Listrik

NERACA

Jakarta – PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) menyatakan kesiapannya mengalirkan gas sebanyak 5 juta kaki kubik per hari, dari lapangan South Betara/West Betara (SB-WB) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Tanjungjabung Barat, Jambi.

"Prinsipnya jika pembangkit listriknya sudah siap, gas dari PetroChina dapat segera dialirkan. Intinya kami sudah siap, tinggal membuka keran saja," kata Field Manager PCJL, John Halim di Geragai Tanjungjabung Timur, disalin dari Antara, di Jakarta, pekan lalu.

John menjelaskan, sesuai persetujuan pemerintah, gas yang dialokasikan untuk kebutuhan PLTG tersebut sebanyak 5 juta kaki kubik. Dengan jumlah pasokan itu diharapkan dapat mengoperasikan pembangkit dengan kapasitas 25 megawatt (MW). Diungkapkannya, gas sebanyak 5 juta kaki kubik itu telah lama dialokasikan oleh SKK Migas-PetroChina sejak tahun 2012 yang lalu. Namun selama ini, gas tersebut belum dimanfaatkan.

Cadangan gas SB-WB diharapkan dapat menggantikan pasokan gas dari Lapangan Ripah untuk pembangkit listrik yang dioperasikan PT Tanjung Jabung Power (TJP) yang kontraknya telah habis.

Diakuinya bahwa pasokan gas dari Lapangan Ripah dalam beberapa waktu belakangan ini volumenya terus menurun, dan saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dapat memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di Tanuungjabung Barat. "Oleh karena itu, melihat kondisi gas ikutan (flare gas) dari Lapangan Ripah yang telah mengalami penurunan secara alami dengan laju penurunan yang sulit diprediksi, maka PetroChina menyampaikan untuk tidak melanjutkan suplai gas kepada PT TJP terhitung sejak Minggu (19/3) 2017 lalu," katanya menjelaskan.

Menurut John, penghentian pasokan gas dari lapangan Ripah tersebut tidak dilakukan secara tiba-tiba. Bahkan jauh waktu sebelumnya telah disampaikan secara resmi kepada pengelola pembangkit PT TJP, dengan tembusan Bupati Tanjungjabung Barat. "Selain karena jumlah cadangan sudah tidak lagi memadai, kontrak jual beli memang sudah berakhir per 19 Maret 2017," tegasnya lagi.

Selain itu, terkait dengan pengakhiran kontrak dengan PT TJP tersebut, pihak PetroChina juga secara resmi telah menyampaikan pemberitahuan kepada pimpinan SKK Migas pada awal Maret 2017.

PetroChina bersama SKK Migas akan selalu berupaya secara maksimal untuk berpartisipasi dalam memasok kebutuhan gas, baik untuk sektor tenaga listrik maupun untuk memenuhi kebutuhan sektor industri lainnya di dalam negeri.

Hingga saat ini, tercatat ada beberapa perjanjian jual beli gas yang ditandatangani PetroChina dengan sejumlah perusahaan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Di antaranya, mengalokasikan gas masing-masing sebesar 5 juta kaki kubik di Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur sebanyak 10 juta kaki kubik yang dikelola Pemkab dan Provinsi Jambi melalui PT Jambi Indoguna Internasional (PT JII). "Semua alokasi gas tersebut sekaligus menjadi wujud kepedulian dan kontribusi SKK Migas-PetroChina dalam memenuhi kebutuhan gas yang ada di daerah-daerah bersangkutan," ujarnya.

PetroChina International Jabung Ltd. adalah kontraktor kontrak kerja sama yang berada di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas, yang mengoperasikan Blok Jabung di Jambi. Selain PetroChina, pemegang interest Blok Jabung adalah Petronas Carigali (Jabung) Ltd., PP Oil & Gas (Indonesia-Jabung) Ltd dan Pertamina Hulu Energi Jabung.

Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) memperluas pemanfaatan gas bumi dalam bentuk terkompresi (compressed natural gas/CNG) dengan memasoknya ke Hotel Dharmawangsa, Jakarta.

"Mulai awal Maret ini, Hotel Dharmawangsa memanfaatkan gas CNG dari PGN untuk bahan bakar di lima dapurnya. Selain itu, mereka juga memanfaatkan CNG untuk 'boiler laundry'," kata Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia Ahmad Cahyadi.

Gagas Energi merupakan anak usaha PGN.

Ia mengatakan, sebelumnya Hotel Dharmawangsa menggunakan bahan bakar elpiji untuk memasak di dapurnya. Dengan menggunakan CNG, lanjutnya, diperkirakan Hotel Dharmawangsa dapat menghemat pemakaian bahan bakar antara 20-50 persen. "Karena gas CNG dari PGN harganya lebih hemat hampir 50 persen dibanding elpiji nonsubsidi, bahkan kalau harga minyak naik penghematannya bisa lebih besar lagi," ujarnya.

Cahyadi menambahkan, saat ini, Gagas Energi makin agresif menawarkan CNG ke masyarakat di daerah-daerah yang belum terbangun jaringan pipa, sehingga energi gas yang efisien, bersih serta aman dibandingkan bahan bakar lainnya, makin banyak dinikmati masyarakat.

"Kini, makin banyak restoran hingga industri beralih ke gas CNG PGN seperti Rumah Makan Suharti Cabang Rawamangun dan Tendean, toko Lapis Bogor Agrinesia, YKK Zipco Indonesia yang memproduksi resleting (zipper) di Karawang, dan Restoran Top Yammie di Glodok," ujarnya.

 

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…