Strategi Keuangan Inklusif Indonesia Dinilai Luas Biasa - Penilaian Gates Foundation

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - The Bill & Melinda Gates Foundation menilai strategi keuangan inklusif yang diterapkan Presiden Joko Widodo di Indonesia termasuk salah satu yang mengalami kemajuan luar biasa. “The Bill and Melinda Gates melihat strategi nasional Presiden tersebut sebagai suatu kemajuan yang luar biasa di antara negara-negara lain sehingga dari negara-negara yang mereka bantu Afrika, Amerika Latin, terpilih delapan negara yang menjadi prioritas mereka termasuk Indonesia,” ucap Konsultan PR Inke Maris, setelah mendampingi Co-Chair and Trustee of the Bill & Melinda Gates Foundation Melinda Gates melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis (23/3).

Dalam pertemuan yang dilakukan sesaat sebelum Presiden Jokowi kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Riau itu, Melinda Gates juga didampingi oleh Sue Desmond-Hellmann, Chief Executive Officer, BMGF; Hari Menon, Policy & Government Relations Lead - South-East Asia, BMGF; Michael Wiegand, Director, Financial Services for the Poor, BMGF.

Sebagaimana disampaikan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Gates Foundation menginginkan agar warga negara Indonesia yang memiliki rekening tabungan terus bertambah yang semula hanya 36 persen menjadi 75 persen.

Mengingat saat ini Indonesia telah mencanangkan program strategi nasional tentang keuangan inklusif dan juga membentuk suatu Dewan Nasional Keuangan Inklusif. Oleh karena itu, Bill and Melinda Gates bertekad membantu pemerintah Indonesia untuk mengembangkan program keuangan inklusif ke seluruh daerah di Tanah Air.

Namun, pengembangan tersebut harus disesuaikan dengan arah perkembangan perbankan nasional. "Inilah bantuan yang ditawarkan oleh The Bill and Melinda Gates," ujar Inke. Untuk diketahui, keuangan inklusif memiliki tujuan agar masyarakat pedesaan yang jauh dari kebiasaan, yang jauh dari cabang-cabang bank bisa mengakses dan bisa menjadi nasabah melalui "mobile phone" atau melalui agen-agen.

Bahkan saat ini sejumlah negara di Asia telah menjalankan program keuangan inklusif sehingga Indonesia bisa belajar dari negara-negara tersebut. "Kalau di Asia, Bangladesh, India, Pakistan, Afrika, Nigeria, Uganda, mereka sudah lebih dulu daripada Indonesia menjalankan keuangan (inklusif). Jadi mungkin (Indonesia) juga bisa belajar dari negara-negara tersebut," ucap Inke.

Sekedar informasi, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan pertemuan terbatas dengan Melinda Gates. Dalam pertemuan yang berlangsung selama 30 menit itu, Presiden berkesempatan menunjukkan beberapa kartu yang merupakan bantuan sosial nontunai.

"Kami memiliki Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Program Keluarga Harapan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kami juga mulai memanfaatkan layanan perbankan," ucap Presiden. Mendengar penjelasan tersebut, Melinda mengapresiasi program bantuan sosial nontunai tersebut. "Kami sangat mengapresiasi program tersebut. Dan kami banyak belajar selama beberapa hari berada di Indonesia dan dapat mengadopsinya untuk diterapkan di negara lain," kata Melinda.

Usai pertemuan, Darmin Nasution menyatakan bahwa pertemuan tersebut mendiskusikan sejumlah hal yang berkaitan dengan keuangan inklusif hingga pengentasan kemiskinan. Kedua belah pihak menyampaikan pemikirannya masing-masing untuk segera ditindaklanjuti ke tahap pelaksanaan. "Tidak ada konklusi tapi masing-masing menyampaikan dan akan disampaikan juga di tingkat yang lebih tinggi sehingga nanti lebih konkret," ujar Darmin kepada para jurnalis.

Rini menambahkan bahwa Melinda Gates mengapresiasi sejumlah program prioritas nasional yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bahkan dirinya mengakui banyak pelajaran yang bisa di ambil dari Indonesia untuk diajarkan ke negara lain. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Melinda Gates sangat menghargai kerjasama antara Universitas Gadjah Mada dengan Universitas John Hopkin yang didukung oleh Gates. "Untuk penelitian mengenai nyamuk dan demam berdarah yang telah mencapai kemajuan dan diharapkan akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia namun bagi negara-negara lain yang menghadapi permasalahan sama," kata Sri Mulyani.

BERITA TERKAIT

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…