DLH Kota Sukabumi Tanam Pohon di Bantaran Sungai

NERACA

Sukabumi - Menyambut HUT ke 103 Kota Sukabumi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi menanam ratusan pohon bambu Jepang di bantaran dan membersihkan Sungai Cipelang, Kecamatan Gunungpuyuh, Kamis (23/3). Penghijauan yang melibatkan sejumlah elemen masyarakat itu dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.

Fahmi mengatakan, penanaman pohon bambu Jepang yang berjumlah 103 tersebut dalam rangka menyambut HUT kota Sukabumi ke 103, Fahmi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kebersihan baik dilingkungannya maupun sungai."Jangan sampai kita terkena musibah banjir, akibat tumpukan sampah yang ada di sungai, kalau bukan kita yang merawat sungai mau siapa lagi, karena dampaknya kita yang rasakan sendiri," ujarnya.

Jenis tanaman yang ditaman bambu jepang, menurut Fahmi  bisa diandalkan untuk mencegah terjadinya longsor di bantaran sungai, dan mengimbau tidak ada bangunan di sepanjang bantaran sungai. Fahmi berharap para generasi muda bisa mengerti dan paham akan sungai sebagai sumber kehidupan yang harus dijaga kelestrariannya."Saat ini Pemkot Sukabumi melalui dinas terkait telah menyediakan tempat sampah, bahkan disetiap Kelurahan telah disediakan motor sampah untuk menarik sampah disetiap pemukiman warga," ucapnya.

Kabid Pencegahan Pencemaran Lingkungan DLH Kota Sukabumi, Edna Kustiah mengatakan, sebanyak 103 pohon Bambo Jepang ditanami di sepanjang bantaran kali tersebut. Luas penanaman mencakup tiga kelurahan yang berada di hulu Sungai Cipelang yakni, Kelurahan Karang Tengah, Kelurahan Gunungpuyuh dan Kelurahan Karamat.“ Penghijauan dan pembersihan kali agar kualitas air tetap terjaga,” katanya.

Menurutnya, kondisi air di hulu Sungai Cipelang masih bersih. Hanya, masih ada sampah rumah tangga yang dibuang kealiran sungai sehingga perlu dibersihkan. Hal ini lantaran masih rendahnya kesadaran warga khususnya yang bermukim di bantaran sungai.“Perlu ada rutinitas membersihkan sampah. Pemda juga berkewajiban menjaga lingkungannya,” ungkapnya.

Kondisi air di hulu Sungai Cipelang menurutnya masih bersih. Berbeda di hilirnya mulai dari wilayah Cipanengah. Walaupun masih di bawah ambang batas, sudah kurang layak digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci pakaian. Air juga tidak tercemari limbah industry maupun bakteri e coli.“Justru yang dikhawatirkan terjadi longsor, karena bantaran kali Sungai Cipelang itu banyak tebing dan di atasnya  rumah penduduk. Seharusnya tidak ada bangunan di bantaran kali untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Makanya ditanami pohon agar tidak erosi,” katanya.

Edna mengapresiasi keterlibatan elemen masyarakat dalam penanaman pohon dan pembersihan kali. Selain kerjasama dengan Bidang Pertamanan, Bidang PPL juga melibatkan sejumlah elemen masyarakat seperti, Karang Taruna, Forum Komunikasi Hijau dan warga setempat. Fahmi turun langsung menanam dan membersihkan kali bersama masyarakat.“Jika tidak dibenahi, dikhawatirkan menghambat aliran air yang bisa menimbulkan banjir. Saya senang, Pak Wakil Walikota ikut turun menanam dan membersihkan sampah dari kali,” katanya. Arya