Bidik Investor Institusi - Victoria Manajemen Rilis Reksadana Baru

NERACA

Jakarta – Manfaatkan pasar reksa dana yang terus meningkat dan kebanjiran permintaan, tidak mau dilewatkan begitu saja bagi para manajer investasi untuk merilis produk baru untuk mengejar dana kelolaan yang lebih besar lagi. Hal inipula yang dilakukan PT Victoria Manajemen Investasi yang meluncurkan produk teranyarnya berbasis saham yang bertajuk Victoria Prime Equity Fund. Produk tersebut sudah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 22 Februari 2017.

Juntrihary M. Fairly, Presiden Direktur Victoria Manajemen Investasi menjelaskan, reksadana ini melengkapi produk yang sudah ada dimiliki oleh perusahaannya. Otomatis, produk ini juga melengkapi produk sebelumnya yang mencapai enam produk. Adapun incaran investornya adalah kalangan institusi ataupun ritel. Bagi Anda yang berminat, produk ini dipatok investasi awal sebesar Rp 100.000 dengan menggandeng bank kustodian PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Pihaknya mengalokasikan aset saham sebesar 80%-100% dan efek obligasi atau pasar uang sebesar 0%-20%. Adapun saham yang menjadi pilihan produk ini ialah IDX30. "Kinerja IDX30 dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun belakangan selalu paling baik ketimbang IHSG maupun LQ45, maka itu kami memilih saham IDX30 ini,"ujarnya di Jakarta, Kamis (23/3).

Juntrihary optimistis produk ini bisa meraih imbal hasil sebesar 12%-15% sampai akhir tahun. Hal tersebut lantaran fundamental dalam negeri membaik, apalagi sudah adanya kepastian global sehingga menambah sikap optimisme investor. Victoria Manajemen Investasi menargetkan bisa memiliki tiga sampai empat produk lagi hingga akhir tahun. "Kami sedang kaji dan proses izin dengan OJK, dan kami akan melengkapi jenis produk yang belum kami miliki misalnya reksadana berbasis syariah," kata dia.

Hingga penghujung tahun Victoria Manajemen Investasi menargetkan asset under management (AUM) sebesar Rp 2 triliun. Adapun dana kelolaan hingga 20 Maret ini sudah mencapai Rp 1,6 triliun. Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan reksa dana tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, yakni sekitar 24-25%. Disebutkan, salah satu faktor yang membuat kegiatan reksa dana terus berkembang ialah, banyaknya sarana yang mendukung untuk mempermudah masyarakat menjangkau reksa dana.”Bagaimana membuat masyarakat lebih paham apa itu pasar modal, apa itu produk-produknya, salah satunya reksa dana dan bagaimana mereka bisa memasuki pasar modal, serta memberikan sarananya. Online trading reksa dana itu sudah banyak, masyarakat juga sudah dengan mudah dapat mengakses reksa dana dimana saja kapan saja," kata Ketua Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…