NERACA
Jakarta – Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sepanjang tahun 2016 masih mencatatkan raport merah. Pasalnya, meski pendapatannya meningkat 13 US$3,86 miliar, beban usaha perseroan juga turut melonjak dari US$3,73 miliar di 2015 menjadi US$3,795 miliar di 2016. Alhasil, lonjakan beban tersebut membuat perolehan laba usaha perseroan tergerus yang berujung pada merosotnya perolehan laba bersih tahun 2016.
Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, disebutkan, laba bersih Garuda Indonesia anjlok 89,45% menjadi US$8,069 juta dibanding tahun sebelumnya sebesar US$76,48 juta. Meski laba bersihnya turun, Direktur Utama Garuda Indonesia, M Arif Wibowo menyatakan bahwa Garuda Indonesia berikut anak perusahaannya berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2016 dengan mencatatkan laba bersih tersebut dan berhasil meraih 35 juta penumpang, baik Garuda Indonesia maupun Citilink Indonesia.”Seperti kita ketahui, tren pertumbuhan industri penerbangan di dunia khususnya Asia Pasifik mengalami tekanan sejak lima tahun terakhir, mulai dari perlambatan ekonomi global hingga mempengaruhi daya beli masyarakat. Namun, Garuda Indonesia grup masih tetap bisa mempertahankan kinerja positifnya,”ujarnya.
Sepanjang tahun 2016, jumlah penumpang Garuda Indonesia Group tumbuh sebesar 6,19% menjadi 35 juta di tahun 2016. Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia juga meningkat 9,89% menjadi 274.969 penerbangan dari total 249,974 penerbangan tahun 2015. "Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut sejalan dengan upaya perusahaan melakukan ekspansi jaringan penerbangan, baik domestik maupun internasional," kata Arif.
Mengenai perkembangan bisnis kargo, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan jumlah angkutan kargo menjadi 415,824 ton kargo, atau meningkat 18,22% dari tahun 2015 yang mencapai 351,724 ton. Secara keseluruhan jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat US$ 219,15 juta, atau meningkat 16,65% dibandingkan tahun 2015 sebesar US$ 187,87 juta.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan memproyeksikan pendapatan usaha dari kargo dan pos mencapai US$300 juta, naik 30% dari target tahun lalu sebesar US$230 juta. Direktur Kargo PT Garuda Indonesia Tbk, Sigit Muhartono pernah bilang, kinerja pendapatan kargo dan pos terus mencatatkan hasil yang positif. Menurutnya, bukan tidak mungkin pen dapatan kargo emiten dengan kode saham GIAA itu bakal menyumbang hingga US$25 juta/ bulan.
Sigit menuturkan target yang dipatok GIAA tidak mudah mengingat kondisi bisnis kargo mas kapai saat ini masih terbatas di pesawat pe numpang. Dengan kata lain, unit bisnis kargo Indonesia tidak bisa menentukan rute penerbangan sendiri. Namun, dia masih optimistis target yang dipatok maskapai dapat terealisasi seiring dengan mulai diimplementasikannya sejumlah program strategis Garuda, termasuk program lainnya yang bakal dilakukan tahun depan. “Oleh karena itu, rule game kami ini beda dengan freighter . Bisnis kargo Garuda saat ini adalah bagaimana memaksimalkan kapasitas, dan kuncinya itu pada revenue management ,” tuturnya. (bani)
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…