Hadirkan IDX Incubator - OJK Targetkan 1.500 Starup Listing di Pasar

NERACA

Jakarta – Diresmikannya program inkubator bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa go public, memberikan harapan besar bagi pelaku UMKM bisa mendapatkan dana segar di pasar modal dalam pengembangan bisnisnya kedepan. Apalagi, pihak BEI melalui program inkubasi bisnis, khususnya perusahaan rintisan (starup) berbasis digital sangat terbuka lebar agar pelaku starup bisa masuk masuk ke pasar modal.

Melihat begitu antusiasnya pelaku UMKM dan starup, menjadi landasan bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mematok pertumbuhan perusahaan go publik lebih banyak lagi. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan, pihaknya membidik hingga 1.500 perusahaan startup untuk melantai di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Target tersebut dicanangkan sampai 2022.

Nurhaida menjelaskan, jumlah perusahaan startup di Indonesia sampai sekarang sudah mencapai sekitar 60 ribu. Jika dapat membina 1% dari jumlah start up itu atau sebanyak 600 startup maka ditargetkan 300 startup dapat melantai di BEI tiap tahun selama lima tahun.”Itu dalam lima tahun sebanyak 1.500 perusahaan startup bisa jadi masuk ke pasar modal,"ujarnya di Jakarta, Kamis (23/3).

Jumlah 1.500 startup yang berpotensi untuk IPO, kata Nurhaida, bisa membuat likuiditas pasar modal Tanah Air menyalip Singapura dan Malaysia. Kalau itu terwujud maka Indonesia dapat menjadi perekonomian ketujuh terbesar pada 2030.  Maka untuk mewujudkan target ini, IDX Incubator menjadi solusi buat tambahan modal perusahaan start up. Selama ini masalah itu jadi halangan utama untuk berkembang.”Kita lihat startup jadi penopang perekonomian, perlu pemberdayaan yang juga menjadi program pemerintah. IDX Incubator diharapkan jadi solusi permodalan yang dihadapi," ujar Nurhaida.

Sebagai informasi para startup yang bergabung dalam IDX Incubator akan dibina secara berkelanjutan sampai menjadi perusahaan yang dapat memonetisasi bisnis mereka dan diharapkan dapat memenuhi persyaratan untuk tercatat sebagai emiten di pasar modal.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menambahkan, program inkubasi diibaratkan sebagai jembatan atau orang tua bagi pengelola perusahaan startup untuk mendapatkan orang tua baru atau dalam hal ini investor untuk mengembangkan usahanya.”Jadi mereka kami pakaikan baju, kami masukan dalam kotak baru, kami suapi sampai dapat Ayah baru," kata Tito.

Nantinya, program inkubasi ini akan memberikan edukasi terkait cara pembentukan perseroan terbatas atau PT, mengelola laporan keuangan, cara untuk menjadi perusahaan publik, dan mendapatkan investor."Jadi kami perkenalkan dengan dunia sebenarnya," jelasnya.

Hingga saat ini, program inkubasi ini telah terisi oleh 43 orang dengan jumlah 23 startup. Nantinya, program inkubasi juga direncanakan untuk dibuka di beberapa kota seperti, Surabaya, Bandung, dan Bali. "Kalau bisa kami buka dekat universitas,”tandasnya.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…