Bank Dunia Soroti Kebijakan KUR

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Dunia menyoroti kebijakan kredit usaha rakyat (KUR) di Indonesia sebagai program prioritas dalam mendukung pemberian kredit atau pembiayaan kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Pelaksana Tugas Kepala Ekonom Bank Dunia di Indonesia, Hans Anand Beck menjelaskan beberapa alasan mengapa program KUR yang telah didesain ulang pada 2015 tersebut kurang optimal.

Dia mengatakan akses pinjaman yang berkelanjutan lebih penting bagi UMKM daripada bunga yang rendah. "Bunga saat ini menyimpang secara signifikan dari harga pasar dan tidak berkelanjutan secara finansial," kata Hans, seperti dikutip Antara, kemarin. Sebagaimana diketahui, program KUR yang awalnya dibentuk pada 2007, adalah salah satu program pinjaman bersubsidi terbesar untuk UMKM di negara-negara pasar berkembang.

Ketika program ini didesain ulang pada 2015, fokus KUR berubah dari fasilitasi akses terhadap pinjaman bagi para peminjam UMKM melalui pemberian jaminan kredit secara parsial, menjadi penyediaan pinjaman pada tingkat bunga bersubsidi bagi UMKM, terlepas dari kondisi akses mereka sebelumnya terhadap pembiayaan.

KUR tersebut memberikan fasilitas kredit berbunga 9 persen efektif per tahun atau sama dengan suku bunga flat yang setara. Hans menyoroti bahwa desain ulang ini telah menyebabkan peningkatan pembiayaan oleh pemerintah sebesar sepuluh kali lipat, baik dari segi subsidi langsung maupun tidak langsung. Bank Dunia memandang perlu adanya peninjauan kembali terhadap pemanfaatan pinjaman bersubsidi untuk mendukung UMKM mengingat biayanya yang tinggi, kecuali jika manfaat dari program KUR dapat didokumentasikan dengan baik.

Secara khusus, pemerintah harus mempertimbangkan apakah manfaat tambahan dari program KUR yang baru tersebut sebanding dengan peningkatan yang besar dalam hal biayanya. "Atau apakah fokus pada instrumen-instrumen lainnya yang lebih murah dan sudah teruji, seperti jaminan kredit parsial dan penguatan infrastruktur keuangan, agar dapat mendukung sektor UMKM dengan biaya yang jauh lebih rendah," kata Hans.

Penargetan bunga subsidi dan penjaminan kredit yang lebih terfokus untuk UMKM dengan akses terbatas ke pembiayaan, seperti debitur pertama kali atau UMKM di daerah terpencil, juga dinilai bisa meningkatkan efisiensi program.

BERITA TERKAIT

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…