NERACA
Jakarta – Emiten perkebunan sawit atau produsen crude palm oil (CPO), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan produksi tahun ini mencapai 213.082 ton atau naik 20,19% dibandingkan realisasi produksi CPO tahun lalu.”Hambatan soal isu deforestasi yang berpotensi melemahkan penjualan CPO tahun ini akan coba diatasi perusahaan," kata Head Corporate Communication PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ), Nunik Maharani Maulana di Jakarta, kemarin.
Saat ini, menurut Nunik, perusahaan telah memiliki kebijakan keberlanjutan dan dibuktikan dengan tiga kebun sawit milik perusahaan di Sumatera, yakni dua di Sumatera Utara dan satu di Belitung, telah mengantongi sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). "Kami melakukan pengembangan kebun kelapa sawit di luar lahan gambut dan lahan basah, serta tidak ada pembakaran untuk pembukaan lahan (zero burning policy)," jelas Nunik.
Selain itu, pada Desember 2016, ANJ membuka lajur (line) pertama pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat. Pabrik tersebut dirancang dengan kapasitas dua lajur, masing-masing berkapasitas produksi 45 ton per jam. Tidak hanya pabrik baru, ANJ telah merambah sektor sagu pada 2016. Pabrik sagu tersebut dikelola oleh anak usaha ANJ, yakni PT ANJ Agri Papua (Anjap) dan ANJ berinvestasi sebesar US$42 juta untuk membangun pabrik.
Sebagai informasi, tahun lalu produksi CPO perseroan capai 177.273 ton atau turun 8.1% dibandingkan tahun 2015. Penurunan produksi ini, disampaikan perseroan karena dampak dari kemarau panjang atau El Nino yang terjadi 2015 lalu. Selain produksi, penjualan CPO perseroan pada tahun lalu juga menurun 8,44% dibandingkan 2015 lalu menjadi 177.850 ton. Untungnya kenaikan harga CPO pada 2016 membuat penurunan produksi dan penjualan tersebut tidak berdampak pada pendapatan perusahaan.
Terbukti, sepanjang tahun lalu, perusahaan ini berhasil mencetak pendapatan sebesar US$134,4 juta atau setara Rp1,78 triliun. Jumlah ini meningkat sekitar 6,7% dibandingkan pendapatan 2015 yang hanya US$125,99 juta atau setara Rp1,66 triliun.”Kenaikan pendapatan ini membuat laba bersih perusahaan tahun lalu naik 9,69% dibandingkan 2015 menjadi US$9,19 juta atau setara Rp122,41 miliar. Perusahaan memperoleh manfaat dari kenaikan harga jual CPO, meski produksi kami turun karena dampak El Nino 2015," kata Direktur Keuangan ANJ, Lucas Kurniawan.
Perusahaan sawit ini mencatat jumlah produksi Tandan Buah Segar (TBS) tahun lalu sebanyak 663.399 metrik ton (MT). Jumlah ini menurun sekitar 12,3% dibanding 2015. Penurunan ini terlihat pada turunnya produksi kebun milik perkebunan Belitung yang mencapai 34,45%. Meskipun, produksi TBS di kebun milik perusahaan di Kalimantan Barat yang tidak terkena dampak El Nino karena meningkat 87,29%, namun penurunan total produksi tidak bisa dihindari. (bani)
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…