Produksi BUMI Diproyesikan Bakal Stagnan

NERACA

Jakarta -  PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memperkirakan produksi batubara di kuartal I 2017 masih akan stagnan, sekitar 21 juta ton hingga 22 juta ton.”Di kuartal I, faktor cuaca memang membuat produksi cenderung stagnan. Tetapi biasanya di kuartal II dan kuartal III produksi akan lebih tinggi," kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI di Jakarta, Rabu (22/3).

BUMI memproduksi 86 juta ton batubara pada tahun 2016, naik dari tahun 2015 yang sebesar 81 juta ton. Perseroan memperkirakan produksi di tahun 2017 lebih dari 90 juta ton, dengan target penjualan batubara 96,32 juta ton. Pada tahun 2016, harga jual rata-rata (ASP) perseroan sekitar US$ 51 per ton. Sementara itu, harga jual rata-rata di bulan Januari 2017 sudah meningkat sekitar 35%."Kami memperkirakan, harga batubara tahun ini lebih tinggi 30% dibandingkan harga rata-rata tahun lalu," tandasnya.

Sebagian besar batubara BUMI dijual untuk ekspor, khususnya ke India dan Jepang. Estimasinya, di tahun ini, penjualan batubara BUMI sebesar 26,95 juta ton dialokasikan untuk pasar India, lalu 10,8 juta ton untuk pasar Jepang, dan sisanya untuk pasar Filipina, Tiongkok, Malaysia, Eropa, Taiwan, dan lain-lain. Sementara target penjualan untuk pasar dalam negeri sekitar 40,8 juta ton.

Sepajang tahun 2016 kemarin, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat volume penjualan batubara gabungan meningkat 10,6% menjadi 87,7 juta ton dibandingkan tahun 2015 sebanyak 79,3 juta ton. Kata Direktur BUMI, Dileep Srivistava, penjualan Arutmin meningkat sebesar 15,3% menjadi 28,6 juta ton di 2016 dibandingkan 24,8 juta ton di tahun 2015. Sedangkan penjualan Kaltim Prima Coal (KPC) naik 8,4% menjadi 59,1 juta ton di 2016 dari 54,6 juta ton di 2015. Sepanjang 2016, perseroan meningkatkan jumlah batubara yang ditambang sebesar 6,5% menjadi 86,5 juta ton dari 81,2 juta ton di 2015. Sedangkan nisbah kupas gabungan dikurangi 3,7% menjadi 6,9 di 2016 dari 7,1 di tahun 2015 karena pengurangan sebesar 4,1% dari KPC.

Realisasi harga rata-rata di tahun 2016 mencapai $42,1/ton dibandingkan dengan $44,8/ton di Tahun 2015 atau berkurang sebesar 6,0% - lantaran kondisi pasar dan eksekusi beberapa kontrak yang telah dibuat sebelumnya. Namun demikian, harga jual rata-rata menunjukkan tren meningkat di triwulan 4 menjadi $47,7/ton dibandingkan dengan $42,1/ton di triwulan 4 Tahun 2015 dan $40,5/ton di triwulan 3 tahun 2016. BUMI optimis harga patokan batubara tahun ini akan berkisar $80/ton dan berharap bisa meningkatkan produksi antara 5% hingga 7% dan harga jual batubara rata-rata paling tidak 30% lebih tinggi dibandingkan 2016.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…