KABUPATEN SUKABUMI - Petani Penggarap Minta Garap Lahan KSDA Perhutani

KABUPATEN SUKABUMI

Petani Penggarap Minta Garap Lahan KSDA Perhutani

NERACA

Sukabumi - Sejumlah petani penggarap asal Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, meminta kepada Perum Perhutani agar bisa kembali menggarap lahan di Blok Cibentang kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) seluas 300 hektare.

“Kami ingin Pemerintah Desa Mandraja memfasilitasi keinginan kami ini. Kami di lahan itu sudah menggarap selama 20 tahun, tiba-tiba harus berhenti tahun 2015,” ujar seorang petani penggarap, Mulud (60) warga Desa Mandrajaya kepada Neraca, Rabu (22/3).

Ia mengatakan, sengaja menggandeng aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sukabumi dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Jawa Barat, dalam audensi dan klarifiksai ke Kantor Desa Mandrjaya.

Mulud menjelaskan, semenjak dilarang bercocok tanam di area seluas 300 hektar tersebut, sebanyak 300 orang petani penggarap terpaksa menganggur.“Ada 300 petani penggarap. Tanaman kami seperti pisang dan lainnya masih ada di sana. Dulu lahan itu rawa dan hanya dipenuhi ilalang. Semenjak digarap petani, lahan itu menjadi bersih dan terawat,” ujar dia.

Ketua GMNI Sukabumi Dewek Sapta Anugrah menjelaskan, keterlibatan pihaknya mendapingi petani itu guna memberikan dukungan moril dan pemahaman. Petani kata  dia, perlu memperjuangkan hak-haknya  dengan mengedepankan azas hukum yang berlaku. “Petani hrus diberiksan kesempatan untukmenggarap lahan kosong. Pemerintah harus melindungi petani,” singkatnya.

Sementara Tatang aktivis DPW SPI mengungkapkan, selama ini petani masih kurang mendapatkan edukasi. Ia mengatakan, akan berupaya membantu petani agar bisa mbercocok tanam lagi.“Persoalan ini panjang. Harus ada kajian agar para petani penggarap ini bisa melakukan aktivitas di lahan KSDA Perhutani,” sebut dia.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Desa Mandrajaya, Baden Taryana tidak banyak berkomentar.“Awalnya saya kurang paham akan kehadiran mereka. Ada rumor menyangkut pembebasan lahan. Tapi setelah SPI dan GMNI menjelaskan, saya jadi paham. Petani ternyata ingin kembali diberi kesempatan menggarap lahan di BKSDA. Sepanjang bisa dikomunikasikan, kami akan mengkomunikasikan. Yang penting kondusif saja,” singkat Baden. Ron

 

BERITA TERKAIT

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…