Era Digital jadi Reformasi Keuangan Terbesar - Asia Pasific Inclusion Summit 2017

 

NERACA

Jakarta – Pertemuan puncak “Asia-Pacific Financial Inclusion Summit 2017” dibuka di Hanoi pada Selasa (21/3), dengan dihadiri oleh lebih dari 450 pemangku kepentingan, pemimpin berpengalaman dan praktisi dengan agenda memajukan inklusi keuangan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Pada tahun kedua penyelenggaraan, pertemuan ini digelar oleh Citi Foundation dan Foundation for Development Cooperation (FDC) bermitra dengan Banking with the Poor Network dan Economist Group. Adapun sebagai penyelenggara resmi pertemuan tahun ini adalah Bank Sentral Vietnam.

Dengan tema “Memajukan Inklusi Keuangan di Era Digital”, pertemuan ini menjajaki peluang dan tantangan inklusi keuangan generasi penerus, serta memamerkan teknologi dan juga inovasi terbaru baik produk maupun layanan keuangan bagi yang tidak memiliki rekening dan tak terlayani.

CEO Foundation for Development Cooperation(FDC) Michelle Curry menyebutkan bahwa dampak dari era digital pada inklusi keuangan merupakan reformasi keuangan terbesar pada masa sekarang, dan menjadi pendorong serta inspirasi yang dibuktikan dengan banyaknya kehadiran peserta dalam pertemuan ini.

DeputiGubernur Bank Negara Vietnam Nguyen Thi Hong berbicara mengenai masa depan inklusi keuangan. “Semakin banyak lembaga yang menawarkan produk dan layanan keuangan baru, dimana fenomena ini mengubah wujud serta sifat pasar dan kini tengah berproses dalam pembentukan inklusi keuangan di masa depan. Perubahan yang cepat ini menimbulkan tantangan dalam manajemen, pengawasan, dan risiko informasi serta sistem keamanan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menyelaraskan tujuan dari inovasi keuangan, integrasi dan perlindungan konsumen untuk mengoptimalkan keuntungan dari inklusi keuangan,” ujar Ibu Hong.

Meskipun perubahan besar sudah dilakukan selama beberapa dekade terakhir dalam inklusi keuangan di seluruh dunia, sekitar duamiliar orang dewasa masih belum memiliki rekening, dan lebih dari separuhnya berada di Asia Pasifik.

“Ekosistem dalam inklusi keuangan berkembang untuk turut menyertakan tidak hanya penyedia layanan keuangan, baik bank maupun non-bank, tetapi juga para pemain baru yang diantaranya adalah penyedia uang digital dan operator e-money,” ujar President Citi Foundationdan Director of Corporate Citizenship CitiBrandee McHale.

“Pertemuan ini melibatkan diskusi serta pemberian informasi mengenai kebutuhan untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi inovatif baru serta kemitraan kreatif dengan kebijakan yang akan berlanjut, tidak hanya membantu mendorong inklusi keuangan bagi penduduk berpendapatan rendah, tetapi juga melindungi populasi yang rentan terkena dampak,” tambahnya.

Selama acara tersebut, para delegasi akan berdiskusi, berbagi studi kasus, menganalisis tren dan menjajaki beragam peluang yang mampu menghasilkan tindakan kolektif. Para delegasi dalam pertemuan ini merupakan organisasi-organisasi terkemuka seperti Vietnam Bank of Social Policies, Bangko Sentralng Pilipinas, Ford Foundation, MicroSave, Cullinan Group, Friend of Women’s World Banking,  Consultative Group to Assist the Poor, World Bank Group, United Nations, Grameen Capital, ACCESS Development Services, Visa, bKash, MasterCard danYale University.

Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi menambahkan bahwa kegiatan ini memperkuat komitmen Citi Indonesia dalam mendukung peningkatan inklusi keuangan di tanah air, sejalan dengan program Strategi Nasional Keuangan Inklusif yang dicanangkan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kami berharap bahwa diskusi, pertukaran ide dan pemikiran serta pemaparan berbagai kisah sukses yang dilakukan dalam kegiatan ini dapat memberikan stimulasi dan gagasan inovatif dalam menjalankan program inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Bank Muamalat Pastikan Ketersediaan Uang Tunai - Ramadan dan Idul Fitri

    NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mendukung program Bank Indonesia untuk memastikan kesiapan uang tunai layak…

Satgas Hentikan Dua Entitas Keuangan Ilegal

  NERACA Jakarta – Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) menghentikan kegiatan usaha Bartle Bogle Hegarty (BBH) Indonesia…

OCBC NISP Targetkan Akuisisi Bank Commonwealth Rampung Kuartal II

    NERACA Jakarta – Presiden Direktur PT OCBC NISP Tbk (OCBC) Parwati Surjaudaja mengatakan perseroan menargetkan proses akuisisi PT…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Muamalat Pastikan Ketersediaan Uang Tunai - Ramadan dan Idul Fitri

    NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mendukung program Bank Indonesia untuk memastikan kesiapan uang tunai layak…

Satgas Hentikan Dua Entitas Keuangan Ilegal

  NERACA Jakarta – Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) menghentikan kegiatan usaha Bartle Bogle Hegarty (BBH) Indonesia…

OCBC NISP Targetkan Akuisisi Bank Commonwealth Rampung Kuartal II

    NERACA Jakarta – Presiden Direktur PT OCBC NISP Tbk (OCBC) Parwati Surjaudaja mengatakan perseroan menargetkan proses akuisisi PT…