Investasikan Dana Rp 150 Miliar - Kimia Farma Mulai Bangun Pabrik Garam

NERACA

Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sudah merencanakan pembangunan pabrik garam farmasi tahap II di Watudakon, Jombang, Jawa Timur dengan nilai investasi pabrik berkapasitas 4.000 ton garam farmasi per tahun tersebut mencapai Rp150 miliar.”Kami menargetkan pembangunan pabrik garam farmasi tahap II rampung tahun ini juga. Waktu pengerjaannya singkat, cuma delapan bulan," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Rusdi Rosman di Jakarta, Selasa (21/3).

Hingga kini semua kebutuhan garam farmasi nasional masih mengandalkan produk impor. Manajemen Kimia Farma menghitung, apabila kedua pabriknya beroperasi secara penuh, industri farmasi dapat menghemat sampai Rp1,2 triliun tiap tahun. Adapun kelak total kapasitas produksi dua pabrik garam farmasi Kimia Farma mencapai 6.000 ton garam farmasi per tahun. Total kapasitas produksi itu setara dengan kebutuhan garam farmasi dalam negeri pada tahun lalu.

Kimia Farma memperkirakan, kebutuhan garam farmasi tahun ini dan tahun depan lebih dari 6.000 ton per tahun. Namun, mereka belum bisa memastikan rencana ekspansi pabrik garam farmasi selanjutnya. Sebagai informasi, belum lama ini perseroan juga membangun pabrik bahan baku obat atau Active Pharmaceutical Ingredient (API) yang berlokasi di kawasan industri Lippo Cikarang, Bekasi. Hal ini ditandai dengan proses pemancangan tiang perdana (groundbreaking) pabrik bahan baku obat yang berdiri di lahan seluas 5.000 meter persegi dari enam hektar.

Disebutkan, proyek tersebut akan dikerjakan oleh perusahaan patungan antara Kimia Farma dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia perwakilan dari Sungwun Pharmacopia Co. Ltd dari Korea Selatan, yakni PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia. Mitra asal Korea Selatan tersebut karena mereka memiliki teknologi untuk memproduksi bahan baku obat aktif serta melakukan alih teknologi dan alih pengetahuan tentang produksi bahan baku obat, dengan memberikan pelatihan di Korea Selatan selama satu tahun untuk seluruh SDM yang bekerja di pabrik, yang akan dimulai akhir tahun ini.”Pihak Korea Selatan juga memberikan jaminan pembelian produk dengan sistem take or pay, atas seluruh hasil produk yang dihasilkan, karena mereka telah memiliki jaringan pasar yang cukup luas, yaitu di Jepang dan Amerika," ujar Rusdi.

Pabrik ini dibangun sesuai dengan standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan diperkirakan akan selesai pada akhir 2017 dan komersialisasi hasil produksi bahan baku obat aktif rencananya awal 2018.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…