Semen Baturaja Raup Laba Rp 259,086 Miliar

NERACA

Jakarta – Di tahun 2016 kemarin, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama 2016 sebesar Rp259,086 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan pendapatan meningkat sekitar 4,17% atau menjadi Rp1,522 triliun sepanjang 2016 dari Rp1,461 triliun pada tahun sebelumnya. Seiring peningkatan ini, beban pokok penjualan juga naik 4,55% atau menjadi Rp1,011 triliun selama tahun kemarin dari tahun sebelumnya Rp967 miliar.

Perseroan juga harus menanggung rendahnya pencapaian pendapatan keuangan selama 2016 yang dibukukan sebesar Rp27,977 miliar atau enam kali lipat lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya mencapai Rp120,301 miliar. Kendati demikian, perseroan mampu menekan laju beban penjualan per akhir 2016 lebih dari dua kali lipat atau menjadi Rp50,804 miliar dari tahun sebelumnya mencapai Rp13,575 miliar.

Sementara pendapatan operasi berhasil dikantungi sebesar Rp7,729 miliar selama 2016 dari tahun sebelumnya tercatat beban Rp7,571 miliar. Hingga akhir Desember 2016, jumlah aset Semen Baturaja sebesar Rp4,368 triliun atau lebih besar dari tahun sebelumnya Rp3,268 triliun. Kemudian jumlah liabilitas dan ekuitasnya masing-masing tercatat Rp1,1 triliun dan Rp3,120 triliun.

Asal tahu saja, tahun ini perseroan berharap bisa mencetak penjualan semen sebanyak 2 juta ton. Jumlah tersebut tumbuh 25% dibandingkan proyeksi penjualan pada tahun ini sekitar 1,6 juta ton. Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee pernah bilang, kenaikan penjualan didukung rampungnya pembangunan pabrik Baturaja II di Sumatra Selatan. Pabrik yang menelan investasi Rp 3,3 triliun tersebut diharapkan bisa berkontribusi pada penjualan semen di semester II-2017. Pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi 1,85 juta ton per tahun. "Sehingga, pada 2017, kapasitas total pabrik SMBR naik dari 2 juta ton menjadi 3,85 juta ton per tahun," kata Hans.

SMBR semula menargetkan penjualan 1,7 juta ton semen pada tahun 2016. Namun karena konsumsi semen nasional tumbuh melambat, SMBR memangkas target tersebut menjadi 1,6 juta ton. Perseroan menargetkan pembangunan pabrik baturaja II dapat selesai pada akhir Semester I/2017, sehingga bisa menunjang peningkatan produksi perseroan untuk menyasar pasar di Sumatra Bagian Selatan.

Perusahaan memproyeksi permintaan semen di Sumbagsel akan terus meningkat seiring pesatnya pembangunan di wilayah itu. Perseroan selama ini menjual semen ke empat provinsi di Sumbagsel, yakni Sumatra Selatan, Lampung, Jambi dan Bangka Belitung. Disebutkan, proyek pembangunan pabrik baturaja II itu menghabiskan biaya sekitar Rp3,4 triliun yang mana pendanaannya berasal dari dana IPO sebanyak Rp1,27 triliun dan pinjaman perbankan sebanyak Rp1,3 triliun. Sementara sisanya bersumber dari kantong perusahaan.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…