BEI Sebut Empat Emiten Bakal Didelisting

NERACA

Jakarta – Bila sebelumnya, pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan ada dua emiten berpotensi untuk didelisting karena belum menyampaikan laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut. Namun kini, jumlah emiten yang bakal didelisting bertambah menjadi empat emiten.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengemukakan bahwa sesuai ketentuan, jika suatu saham terkena sanksi penghentian perdagangan (suspensi) selama 2 tahun secara berturut turut dan tidak ada perkembangan, maka masuk kriteria penghapusan saham.”Potensi 'delisting' yang sudah memenuhi kriteria sekitar 3-4 perusahaan. Delisting kami pertimbangkan. Namun, bagi perusahaan yang tidak mau (didelisting) dan berkeinginan untuk memenuhi ketentuan pasar modal ya bisa," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/3).

Saat ini, dia mengemukakan bahwa terdapat 27 saham emiten dalam status suspensi dengan beragam penyebabnya, seperti fluktuasi yang terlalu tinggi dan belum memenuhi ketentuan bursa.”Ada yang disebabkan transaksi sahamnya berfluktuasi terlalu tinggi, karena keberlangsungan usaha perusahaan yang negatif, dan ada juga emiten tidak mau memenuhi kewajiban keterbukaan informasi," paparnya.

Terkait dengan alasan tidak terpenuhinya kewajiban keterbukaan informasi, Samsul Hidayat memperkirakan perusahaan itu mungkin bukan karena tidak mau memenuhi aturan, namun lebih kepada situasi di internal yang belum memungkinkan menyanggupi ketentuan keterbukaan informasi.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio pernah bilang, ada beberapa ketentuan untuk sebuah perusahaan delisting. Pertama, perusahaan membuat kesalahan, seperti tak melaporkan keuangannya selama dua tahun. Atas hal ini, BEI bisa mengeluarkan secara paksa (force) dari perusahaan tercatat. Kedua, karena usulan dari pemegang saham. Namun, itu dianggap tak mudah karena mesti ada kesepakatan pemegang saham.”Saya cuma katakan tahun kemarin satu emiten. Kalau sudah tidak jalan lagi lebih baik delisting aja deh. Kalau ternyata utangnya banyak, enggak punya niatan baik, ya sudah mau diapain. Kalau tidak kita tetap bantu mereka gimana caranya,"ujarnya di Jakarta, Kamis (16/3).

Menurut pantauan BEI, ada dua emtien yang terancam di depak. Pasalnya, dua perusahaan ini masih tak punya rencana perbaikan, padahal BEI sudah sabar menunggu adanya perbaikan. Namun ditegaskan Tito, bila tidak ada perubahan, maka akan dikeluarkan dari perusahaan tercatat.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…