Baru Sebatas Dirikan Pabrik

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Sosial, Ekonomi dan Industri

 

Kita bisa mendiskusikan siang malam mengenai industrialisasi di negeri ini untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara industri maju di abad 21. Persoalannya adalah ketika kita berada pada posisi sebagai hendak membangun industri, di era ekonomi pasar, alam pikiran kita "terjebak" ke dalam kondisi lingkungan pikiran instan, yaitu kita harus segera mendirikan pabrik dimana-mana agar bisa menghasilkan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat.

Tindakan ini tidak salah, tapi tidak tepat jika hal semacam itu dikatakan sebagai pembangunan industri. Sebab itu, pak Hartarto Sastrosoenarto, Menteri Perindustrian di era orde baru mengatakan bahwa membangun industri bukan sekedar mendirikan pabrik.

Penulis mencoba memahami konstruksi berpikir beliau dalam spektrum wawasan konsep pembangunan. Kerangka dasar konsep pembangunan itu sendiri per definisi antara lain dikatakan banyak ahli, seperti Amartya Sen menyampaikan gagasannya bahwa pembangunan merupakan proses memfasilitasi manusia untuk mengembangkan sesuatu sesuai dengan pilihannya.

Asumsi pemikiran Amartya Sen adalah bila setiap manusia mampu mengoptimalkan potensinya, maka kontribusinya untuk kesejahteraan bersama juga akan maksimal. Dengan demikian, kemakmuran sebuah bangsa berbasiskan kekuatan rakyat yang berdaya dan menghidupinya.

Bila pandangan tersebut kita adopsi apa adanya dan kita transformasi ke dalam konsep pembangunan industri per definisi itu, maka kira-kira pembangunan industri adalah merupakan upaya untuk mengoptimalkan potensi manusia agar bisa ikut berproses dan berkontribusi secara langsung atau tidak langsung dalam pembangunan industri.

Secara sosiologis peran manusia menjadi poros utama dalam pembangunan industri. Dalam konsepnya pada agregasi yang lebih luas berarti bahwa pembangunan industri dapat kita simpulkan sebagai membangun masyarakat industri (industrial society).

Jika kita sepakat bahwa manusia sebagai poros utamanya, maka sistem pendidikan menjadi bagian utama dari proses pembentuk insan industri. Tentu banyak lapisan-lapisan proses harus ditemu kenali. Mulai dari tahap "audisi" mencari bakat dan minat sampai memasuki jenjang-jenjang pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.

Sebab itu, pendidikan menjadi bersifat inheren dengan kebijakan industri dan bersifat inklusif. Dimensi pembangunan hakikatnya adalah membangun sebuah tatanan. Itu sebabnya, ketika kita berbicara tentang pembangunan industri, pada dirinya dapat dipandang sebagai satu konsep membangun tatanan industrial society yang melibatkan faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi.

Di faktor non ekonomi ini dimensinya bisa bersifat politis, sosiologis, teknologi, entrepreneurship, bakat, minat, kreativitas dan inovasi. Faktor-faktor tersebut yang semestinya masuk dalam satu kerangka konsep rencana pembangunan industri secara utuh dan terinklusi.

 

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…