Suku Bunga Diprediksi Naik

Melihat pergerakan suku bunga The Fed simpanan yang cenderung meningkat tahun ini, hal ini dipastikan mempengaruhi suku bunga kredit di dalam negeri yang juga akan terkerek naik. Bagaimanapun, bank harus menjaga keuntungan yang optimal, seperti terlihat bagaimana kalangan perbankan di dalam negeri berupaya mempertahankan margin bunga bersih (net interest margin-NIM) di kisaran 5-6%. 

Artinya, dengan NIM sebesar itu, kalangan perbankan masih bisa menjaga laba dengan tetap memelihara rasio kredit bermasalah (non performing loan-NPL) dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio-CAR) pada level yang aman. Selain menaikkan suku bunga kredit dan menjaga spread (selisih) antara suku bunga kredit dan simpanan, perbankan tentu akan mempertahankan NIM dengan menjaga keseimbangan biaya dana (cost of fund), biaya operasional di luar bunga (overhead cost), premi risiko, dan profit. Bank-bank juga terus berupaya menekan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).

Patut disadari bahwa NIM bank di Indonesia tidak boleh kurang dari 5,5%. Karena, idealnya biaya overhead harus ditutup pendapatan berbasis biaya (fee based income). Sedangkan NIM merupakan margin keuntungan yang diambil setelah dipotong biaya. Sementara fee based income saat ini belum mampu menutup biaya overhead

Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat adanya tren kenaikan suku bunga simpanan perbankan di akhir tahun 2016. LPS mengkhawatirkan, target pertumbuhan kredit perbankan di 2017 akan mengerek suku bunga simpanan ke level atas setelah sebelumnya mengalami penurunan. 

Ini mencerminkan kondisi likuiditas perbankan masuk dalam risiko perekonomian dan stabilitas sistem keuangan (SSK) yang akan dihadapi pada  2017. Rasio likuiditas perbankan atau rasio LDR (loan to deposit ratio) diperkirakan mengalami pengetatan. Sementara, rencana ekspansi kredit 2017 diperkirakan di level 9-12% akan membutuhkan dukungan dana masyarakat (dana pihak ketiga-DPK).  

”Ada tren kenaikan tingkat bunga simpanan khususnya time deposit, baik rupiah dan valas. Mulai akhir tahun ini baru terjadi sedangkan di periode ini biasanya menurun. Peningkatannya di tingkat bunga maksimal, untuk rupiah naik 4 basis poin dan valas naik 16 basis poin. Valas wajar naik akibat merespon kenaikan suku bunga di AS,” ujar Direktur Eksekutif Penjaminan dan Manajemen Risiko LPS Didik Madiyono kepada pers di Jakarta, pekan lalu.  

Kenaikan suku bunga simpanan khususnya terlihat di bank besar atau BUKU 3 dan 4. Sedangkan, bank BUKU 1 dan 2 belum terlalu agresif namun juga tidak terlepas dari masalah likuiditas. Kondisi ini setidaknya akan mengerek suku pinjaman ke level yang lebih tinggi. 

Selain itu, risiko inflasi yang terjadi dalam tahun ini disebabkan oleh faktor administered prices (harga yang diatur pemerintah) seperti kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik, harga elpiji, tarif STNK/BPKB, dan cukai rokok. 

Jadi, pengusaha dan masyarakat kini bersiap menghadapi tren suku bunga yang meningkat baik di sisi simpanan (deposito) maupun pinjaman di tengah kondisi perbankan harus menjaga NIM di level 5-6%. Dampak kenaikan suku bunga kredit  yang paling terkena adalah di sektor riil seperti biaya transportasi dan biaya produksi barang yang pada akhirnya akan membuat harga-harga menjadi mahal. Sementara tingkat daya beli masyarakat umumnya sekarang dalam posisi rendah. Lantas bagaimana komitmen pemerintah yang akan mempertahankan suku bunga single digit pada tahun ini?

BERITA TERKAIT

Optimalisasi Pangan

Harga pangan di sejumlah wilayah Indonesia mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, terlebih menjelang Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri. Tidak…

Momentum Jalin Persatuan

Pasca pemilihan umum, bulan Ramadhan menyajikan momentum yang berharga bagi masyarakat untuk menyatukan diri. Meskipun perbedaan politik mungkin telah menimbulkan…

Kota Netral Karbon Idaman

Adalah Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menjanjikan Nusantara sebagai kota netral karbon pertama di Indonesia. Bahkan OIKN juga mengklaim bahwa…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Optimalisasi Pangan

Harga pangan di sejumlah wilayah Indonesia mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, terlebih menjelang Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri. Tidak…

Momentum Jalin Persatuan

Pasca pemilihan umum, bulan Ramadhan menyajikan momentum yang berharga bagi masyarakat untuk menyatukan diri. Meskipun perbedaan politik mungkin telah menimbulkan…

Kota Netral Karbon Idaman

Adalah Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menjanjikan Nusantara sebagai kota netral karbon pertama di Indonesia. Bahkan OIKN juga mengklaim bahwa…