Akuakultur - Budidaya Kerang Mutiara Butuh Partisipasi Warga Pesisir

NERACA

Jakarta – Potensi lahan budidaya laut di Indonesia masih membuka peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Dari total potensi lahan perikanan budidaya, sekitar 17,91 juta ha atau 68 persen dari total potensi merupakan potensi lahan budidaya laut, sedang yang termanfaatkan baru sekitar 325 ribu hektar atau sekitar 2,7 persen.

Itu sebabnya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam optimalisasi pemanfaatan ruang laut untuk kegiatan berbudidaya ikan.

“Keterlibatan masyarakat pesisir merupakan elemen penting dalam kegiatan budidaya kerang mutiara. Selain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, keberlanjutan usaha akan jadi lebih terjamin,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, saat membuka pameran dan talkshow “Kilau Mutiara & Pesona Biota Laut Indonesia” di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (15/3).

Banyak komoditas ikan laut yang telah berhasil dibudidayakan, di antaranya adalah Kerapu, Bawal Bintang, Kakap Putih, Cobia, Abalone, Kerang Mutiara, Kerang Mutiara, Rumput Laut, Teripang, dan berbagai jenis ikan hias laut di Indonesia yang total mencapai 650 species seperti clown fish, blue devil, banggai cardinal fish, kuda laut serta masih banyak lagi. Salah satu komoditas yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan adalah kekerangan. Selain usaha yang mudah dan murah, kegiatan budidaya kekerangan dapat memberikan keuntungan yang besar, terutama Budidaya Kerang Mutiara. Saat ini wilayah penghasil kerang mutiara adalah Papua Barat, Maluku, Bali dan NTB. Diharapkan budidaya mutiara dapat berkembang ke wilayah lainnya.

Ditjen Perikanan Budidaya - KKP mendorong semua industri di kelautan dan perikanan, di antaranya adalah industri mutiara. Beberapa hal yang dilakukan oleh KKP untuk mendorong industri budidaya kerang mutiara adalah pertama: pemetaan zonasi, dimana kita akan memastikan untuk lokasi-lokasi yang aman untuk budidaya. Kedua, KKP senantiasa meningkatkan kualitas mutiara melalui kegiatan perekayasaan genetik untuk menghasilkan benih serta induk yang bermutu yang dilakukan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya yang membidangi yaitu di Karangasem - Bali dan Lombok. Ketiga: Pemberdayaan masyarakat, mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian alam, melalui pola segmentasi usaha.

Dalam rangka mendorong keterlibatan masyarakat pesisir dalam kegiatan budidaya kerang mutiara dapat dilakukan dengan pola segmentasi usaha. “Masyarakat dapat diberdayakan untuk membudidayakan benih sampai dengan ukuran 7 -10 cm, selanjutnya hasil budidaya masyarakat dapat dijual kepada perusahaan pembesaran kerang mutiara untuk menghasilkan mutiara berkualitas,” lanjut Slamet.

Menurut Dirjen Slamet, segmentasi usaha dilakukan sebagai upaya untuk mengurai eksklusifitas perusahaan budidaya mutiara, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. “Ketika pembudidaya bersama-sama dengan stakeholder bidang kerang mutiara bersinergi diharapkan tidak ada lagi ketergantungan dengan hasil dari alam, sehingga dapat terwujud perikanan budidaya yang mandiri dan berkelanjutan,” tegas Slamet.

Sesuai arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, DJPB mendorong kegiatan budidaya kerang mutiara yang dilaksanakan harus secara berkelanjutan untuk mendukung kelestarian sumber daya alam. Budidaya kerang mutiara harus terus digalakkan agar masyarakat tidak terus menerus mengambil atau menangkap kerang mutiara dari alam.

“Menteri Kelautan dan Perikanan sangat memperhatikan keberlanjutan kelestarian laut. Beliau selalu mengingatkan untuk tidak membuang sampah di laut, termasuk sampah plastik. Kepedulian ini dimulai di lingkungan kantor KKP dengan memberlakukan denda bagi pegawai yang masih menggunakan plastik kresek,” kata Slamet.

Pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan Mutiara Laut Indonesia, Nunik Anurningsih, menyampaikan pentingnya menghargai laut Indonesia dengan menjaga ekosistemnya. “Wanita Indonesia dapat tampil anggun dengan mutiara laut sambil membela negeri dengan mencintai produk negeri sendiri. Penambangan mutiara alam atau natural pearls harus dihentikan, karena sebagian besar kerang yang diburu merupakan jenis kerang yang dilindungi,” ujar Nunik.

Hal senada juga disampaikan oleh Veda Santiadji, Deputy Director Coral Triangle Program WWF. “Mutiara yang dihasilkan di Indonesia adalah mutiara yang terbaik di dunia yang harus dijaga kelestariannya,” ujar Veda.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…