NTP Banten Februari Turun 1,06 Persen

NTP Banten Februari Turun 1,06 Persen

NERACA

Serang - Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Banten pada Februari 2017 turun 1,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 98,97 menjadi 97,92 dikarenakan turunnya indeks harga yang diterima petani (It).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Rabu (15/3), menyebutkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun 0,31 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) justru mengalami kenaikan 0,75 persen.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di empat kabupaten di Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang dan Kabupaten Tangerang, penurunan NTP Februari 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada tiga (3) subsektor yakni; subsektor tanaman pangan turun 2,43 persen; subsektor hortikultura turun 0,54 persen; subsektor peternakan turun 0,31 persen. Dua subsektor lainnya mengalami kenaikan yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik 0,98 persen dan subsektor perikanan yang naik 0,25 persen.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Februari 2017, It Banten mengalami penurunan sebesar 0,31 persen dibanding It Januari, yaitu turun dari 123,50 menjadi 123,12.

Penurunan It pada Februari 2017 disebabkan turunnya It pada dua subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang turun 1,63 persen dan It subsektor hortikultura turun 0,54 persen. Tiga It lainnya mengalami kenaikan namun belum bisa mendongkrak untuk bisa menaikkan It gabungan yakni It subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,98 persen, It subsektor peternakan naik 0,16 persen dan It subsektor perikanan yang naik 0,92 persen.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) terdiri dari dua golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Februari 2017 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,85 persen dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen. Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya lima kelompok yakni kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,48 persen, biaya sewa dan pengeluaran lain naik 1,00 persen; kelompok transportasi naik 0,48 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,37 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 0,72 persen. Ant

 

BERITA TERKAIT

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…